Beranda Kilas Aliansi Semarang Raya Nyatakan Tak Percaya Dewan

Aliansi Semarang Raya Nyatakan Tak Percaya Dewan

0
Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Semarang Raya, menyegel pintu gedung dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Jawa Tengah sebagai simbol tidak percaya kepada lembaga tersebut.

Mahasiswa juga menolak berdialog dengan para wakil rakyat yang sempat turun dari lantai atas hendak menemui masa.

Serat.id – Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Semarang Raya, menyegel pintu gedung dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Jawa Tengah sebagai simbol tidak percaya kepada lembaga tersebut. Mahasiswa juga menolak berdialog dengan para wakil rakyat yang sempat turun dari lantai atas hendak menemui masa.

Berita terkait : Mahasiswa Semarang menolak Pelemahan KPK

Mahasiswa Semarang Raya Tolak Pelemahan KPK dan Pengesahan RKUHP

“Kami menolak untuk berdialog. Karena itu memang sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap pemerintah,” kata Koordinator Aksi Aliansi Semarang Raya, Tri Atmaja, saat berdemonstrasi di gedung DPRD Jateng, Senin, 30 September 2019 petang tadi.

Sikap tak percaya ke DPRD itu dikaitkan dengan surat pernyataan sikap pada aksi pekan lalu. Tri menyatakan belum mendapatkan informasi Gubernur dan DPRD Jateng sudah menyampaikan tuntutannya ke pusat.

Sedangkan aksi kedua yang dilakukan petang  itu bertujuan untuk menambah tuntutan. “Sebab, gelombang aksi beberapa waktu lalu telah menimbulkan korban dilakukan polisi seharusnya mengayomi justru membunuh,” kata Tri menambahkan.

Aksi massa yang menduduki depan pintu gedung DPRD Jawa Tengah sengaja menyegel gedung wakil rakyat dengan cara memasang spanduk yang bertuliskan “Gedung DPRD Disegel Rakyat” yang dipasang menutupi pintu gedung DPRD Jawa Tengah.

Masa juga menaburkan bunga di depan pintu dan diiringi nyanyian lagu Gugur Bunga sebagai simbol duka atas meninggalnya dua orang mahasiswa di Makasar yang meninggal saat demonstrasi  pekan lalu.

Salah satu koordinator lapangan Aliansi Semarang Raya, Aziz Rahmad Ahmadi menyatakan aksi yang dilakukan sebagai gerakan damai. “Termasuk menduduki pintu masuk gedung DPRD Jawa Tengah, karena gedung ini adalah milik rakyat, dan kami punya hak untuk itu,” kata Aziz. (*)

TIDAK ADA KOMENTAR