Informasi itu disampaikan untuk kepentingan publik agar bisa mengantisipasi penularan Covid-19 yang saat ini masih menjadi pandemi.
Serat.id – Organisasi buruh menyebutkan dua perusahaan yang di kawasan Tanjung Emas Kota Semarang diduga menjadi klaster baru penularan Covid-19. Informasi itu disampaikan untuk kepentingan publik agar bisa mengantisipasi penularan Covid-19 yang saat ini masih menjadi pandemi.
“Informasi yang kami dapat berada di Kawasan Industri Pelabuhan Semarang. Perusahaan yang menjadi klaster dibidang garmen dan energi, “ kata ketua Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi Dan Umum, (FSP KEP), Zaenudin, kepada serat.id, Selasa 7 Juli 2020 malam tadi.
Berita terkait : Klaster Penularan Covid-19 di Perusahaan, Buruh Desak Pemkot Semarang Terbuka
Pemkot Semarang Rahasiakan Klaster Baru Covid-19
Pemkot Semarang Rahasiakan Klaster Baru Covid-19, KSPI : Ada Kepentingan
Informasi yang ia terima di salah satu perusahaan itu terdapat ratusan karyawan terpapar Covid-19. Hal itu dinilai memprihatikan sehingga dia mendorong semua kalangan masyarakat turut serta menahan lajur penyebaran Covid-19.
“Kuncinya harus disiplin, dimulai dari diri sendiri. Selain itu, perlu kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan juga masyarakat khususnya pekerja,” kata Zaenudin menambahkan.
Ia memastikan pandemi Covid-19 belum berakhir sehingga pemerintah selain melanjutkan kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) maupun pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun juga harus transparan tidak menutupi ancaman penyebaran virus covid-19.
“Kalau perusahaan sudah membuka informasi dan sudah melakukan penanganan, tidak masalah. Masyarakat bisa lebih waspada. Masyarakat berhak tahu untuk sikap kehatia-hatian,” kata Zaenudin menjelaskan.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kota Semarang, Nanang Setyono mengungkap, perusahaan lain yang menjadi klaster baru Covid-19 itu berlokasi di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
“Itu yang kami dengar,” kata Nanang.
Dia meminta, pemerintah maupun perusahaan yang diduga menjadi klaster baru Covid-19 itu transparan, membuka diri terkait data dan informasi. Hal ini agar penyebaran Covid-19 dapat dipantau dan pananganannya juga dapat dilakukan secara maksimal.
“Jadi dampaknya tidak hanya buruh yang berinteraksi dengan buruh lain, tapi juga di luar buruh. Karena informasinya ditutupi,” kata Nanang menegaskan. (*)