Tagar itu merupakan bentuk protes sejumlah mahasiswa yang berada di bawah naungan Kemenkes. Mereka merasa dibedakan lantaran tak mendapatkan subsidi paket data internet selama PJJ.
Serat.id – Media sosial Twitter diramaikan dengan cuitan sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan ( Stikes) dengan #Kemenkesgagap dan #Darurat Pendidikan Kesehatan Indonesia.
Munculnya tagar #Kemenkesgagap merupakan bentuk protes sejumlah mahasiswa yang berada di bawah naungan Kemenkes.
Mereka merasa dibedakan lantaran tak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebab, tidak mendapatkan subsidi paket data internet selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Salah seorang mahasiswa Stikes, Puspa mengatakan, selama PJJ dirinya bersama mahasiswa lain harus berusaha memenuhi kebutuhan internet sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
“Selama ini ya kami modal sendiri. Kami tidak mendapat bantuan dari pemerintah seperti sekolah / kampus lain yang di bawah Kemendikbud,” jelas Puspa, Minggu (13/9/2020).
Baca juga : Tak Tepat, ASN Terima Bantuan Paket Data Internet
Ini Alasan Hukum Mahasiswa Unnes Ajukan Uji Materi Biaya Kuliah
Ini Alasan Mahasiswa Unnes Minta Uang Kuliah Tunggal dikembalikan
Ia berharap pemerintah membantunya agar PJJ di tengah pandemi Covd-19 ini tetap berjalan tanpa membebani mahasiswa.
“Kalau ada subsidi internet akan sangat membantu sekali karena paket data juga gak murah,” Katanya.
Sementara itu, Pembantu Ketua III Stikes Telogorejo Semarang, Lien Noeraini menuturkan, satuan pendidikan di bawah naungan Kemenkes hingga saat ini belum mendapatkan bantuan subsidi paket internet dari pemerintah.
“Kami sedang koordinasi dengan LLDIKTI Wilayah VI untuk mendata jumlah mahasiwa yang kami ajukan ke pemerintah pusat,” tuturnya.
Ia berharap, ada respons positif dari pemerintah untuk membantu pelajar yang menempuh pendidikan di satuan pendidikan di bawah Kemenkes.
“Semoga kami mendapatkan subsidi karena kami juga sama-sama melakukan PJJ di tengah pandemi,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI memiliki satuan pendidikan khusus kesehatan sebanyak 30 sekolah, farmasi 7 sekolah, perawat 20 dan Stikes 16 satuan pendidikan di Jateng yang masuk kewenangan Kemenkes. (*)