Luas panen padi pada 2020 sebesar 1,67 juta hektare, mengalami penurunan sebanyak 0,01 juta hektare atau 0,69 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 1,68 juta hektare

Serat.id – Produksi padi di Jawa Tengah pada 2020 turun 0,17 juta ton atau 1,72 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 9,66 juta ton GKG. “Sedangkan produksi tahun 2020, sebesar 9,49 juta ton gabah kering giling,” kata kepala BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono, dikutip dari situs resmi, Kamis 1 April 2021
Menurut Sentot, jika dilihat menurut subround, terjadi peningkatan produksi padi pada subround September-Desember 2020, yaitu sebesar 0,37 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 25,66 persen dibandingkan 2019.
Penurunan terjadi pada subround Januari-April dan Mei-Agustus yakni masing-masing sebesar 0,47 juta ton GKG atau 10,20 persen dan 0,06 juta ton GKG 1,78 persen. “Namun jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 5,43 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 95,25 ribu atau 1,72 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 5,52 juta ton,”kata Sentot menjelaskan.
Baca juga : Musim Tanam Padi di Jateng Mundur
Tak Hanya Kehilangan Lahan, Juga Derita Bui
La Nina, Ini Saran Pakar Untuk Petani
Ia memperkirakan potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 sebesar 4,81 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 0,70 juta ton atau 17,11 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 4,11 juta ton GKG.
BPS Jateng juga mencatat luas panen padi di Jawa Tengah Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 sebesar 1,67 juta hektare, atau mengalami penurunan sekitar 0,01 juta hektara 0,69 persen dibandingkan 2019 yang mencapai 1,68 juta hektare.
Sedangkan puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020, puncak panen terjadi pada bulan April, yaitu mencapai 0,34 juta hektare.
“Sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 0,34 juta hektare. Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2021 mencapai 0,04 juta hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 0,77 juta hektare,” katanya.
Survei yang dilakukan BPS itu melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Sejumlah lembaga itu melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.
Sedangkan penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras. (*)