Beranda Waspada Covid Dewan Jateng Usulkan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

Dewan Jateng Usulkan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

0

Ada sejumlah faktor yang mengkhawatirkan dalam pelaksanaan

pendidikan, serat.id
Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id – Anggota Komisi pendidikan dan sosial DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengusulkan agar uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM ditunda. Ia menyebut ada sejumlah faktor yang mengkhawatirkan dalam rencana PTM tersebut.

“Mulai dari kegagalan ujicoba PTM pada tahap pertama hingga potensi terjadinya lonjakan Covid 19 di Jateng,” kata Yudi, dalam pernyataanya, Sabtu, 3 April 2021.

Baca juga : Ini Kesiapan Kota Semarang Gelar Sekolah Tatap Muka

Dewan Pendidikan Jateng Minta Sekolah Tak Gelar KBM Tatap Muka

SMK di Semarang Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Menurut Yudi saat ini grafik kasus Covid 19 masih fluktuatif. “Dengan adanya interaksi di kelas maka potensi grafik Covid 19 di Jateng bisa saja terjadi lonjakan,” kata Yudi menambahkan.

Ia mengutip data dari Satgas Covid Nasional per 29 Maret 2021, kabupaten dan kota di Jateng memang tidak ada yang masuk zona merah. Namun yang perlu dicatat, kabupaten dab kota di Jateng juga tidak ada yang masuk zona hijau. Hal itu menunjukkan semua daerah di Jateng masuk di zona orange yang berpotensi naik menjadi zona merah.

Sednagkan data dari laman corona.jatengprov.go.id, saat ini jumlah pasien covid 19 yang masih dirawat dan menjalankan isolasi mandiri sebanyak 5.925.

“Saya kira tidak perlu terburu-buru. Melihat data itu, sebaiknya PTM perlu ditunda lebih dulu. Jangan sampai uji coba itu nanti justru merugikan upaya penanganan Covid 19, jika memang terjadi lonjakan,” kata Yudi menegaskan.

Alasan kedua yang menyebabkannya kegagalan ujicoba PTM pada tahap pertama yang saat saat itu ratusan siswa SMK Negeri Jawa Tengah yang dikelola langsung oleh Pemprov, terkena Covid 19. Sehingga uji coba langsung dihentikan.

Sedangkan alasan belum selesainya vaksinasi juga menjadi alasan ia mengusulkan agar PTM ditunda.
“Mungkin para guru sudah, siswanya sudah belum? Misalnya guru dan siswa ini sudah, lalu orang tua siswa atau orang-orang yang tinggal serumah dengan guru dan siswa ini bagaimana?  Jangan sampai siswa dan guru ini nanti menjadi OTG dan menularkan covid ke lingkungannya,” katanya.

Ia menyarankan agar PTM itu merujuk pada rekomendasi WHO yang menetapkan untuk  mencapai herd immunity, maka 70 persen populasi sebuah wilayah harus sudah divaksin. Meski ia mengakui pendidikan memang penting, tapi kesehatan juga tak kalah penting. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here