Ada kedatangan dua orang, itu pun warga negara Indonesia yang bekerja dari luar negeri yang pulang
Serat.id – Selama Maret 2021 tak satu pun wisatawan manca negara yang berkunjung ke Jawa Tengah. Hal itu berdasarkan survei Badan Pusat Statistik Jateng di pintu masuk Bandara Adi Sumarmo.
“Sedangkan yang masuk melalui pintu masuk Bandara Ahmad Yani hanya ada kedatangan dua orang, itu pun warga negara Indonesia yang bekerja dari luar negeri yang pulang,” kata kepala BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono, dikutip dari situs resmi, Sabtu, 8 Mei 2021.
baca juga : Puluhan Destinasi Wisata ditutup Akibat Erupsi Merapi
Puluhan Destinasi Wisata di Jateng Tutup pada Libur Akhir Tahun
Karimunjawa Kembali dibuka Dengan Sejumlah Syarat
Sepinya kehadiran wisatawan manca negara juga berpengaruh pada penurunan rata-rata lama menginap atau RLM di hbotel bintang 4 yang turun. Tercatat penurunan hunian sebesar 0,76 poin. Kenaikan menginap terjadi di bintang 2 sebesar 0,27 poin, sedangkan bintang 3 naik sebesar 0,13 poin dan bintang 5 naik sebesar 0,36 poin.
“Adapun bintang 1 tidak bisa dibandingkan karena bulan sebelumnya tidak ada tamu menginap,” kata Sentot menambahkan.
Pada bulan Maret 2021, rata-rata lama menginap mancanegara tercatat sebesar 1,90 malam, mengalami penurunan sebesar 0, 14 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,04 malam.
Sedangkan untuk rata-rata lama menginap domestik tercatat 1,34 malam, mengalami kenaikan 0,04 poin dibandingkan dengan periode Februari 2021 yang tercatat sebesar 1,30 malam.
Hal itu berbeda dengan kondisi naisonal yang justru mengalami kenaikan sebesar 0,04 poin. Dipengaruhi oleh hampir semua semua hotel, bintang 1 naik 0,02 poin, bintang 2 naik 0,02 poin, bintang 3 naik 0,05 poin, bintang 4 naik 0,06 poin dan bintang 5 tetap atau 0 poin. Rata-rata lama menginap (RLM) tamu asing dan domestik yang dirinci menurut kelas bintang.
Sekretaris Komisi Perekonomian DPRD Jateng Muhammad Ngainirrichad, mengakui redupnya sektor pariwisata yang dibuktikan dengan minimnya kehadiran wistawan asing dan penurunan okupansi hotel.
“Pandemi ini penurunan omset sektor wisata dan perhotelan dampak bahkan ada beberapa hotel mengurangi karyawan, karena okupansinya tak lebih dari 2,5 persen,” kata Ngainirrichad
Menurut dia, dampak langsung pandemi Covid-19 selain dirasakan pelaku wisata baik pemilik usaha wisata juga dirasakan rentetan pelaku terkait. “Pedagang di sektor wisata juga menurun. Ini berdampak juga pedapatan warga,” kata Ngainirrichad menambahkan.
Ia berharap usai lebaran kondisi ekonomi di Jateng bisa membaik, terlebih hasil kajian Bank Indonesia yang memprediksi perekonomian di Jateng pada tahun 2021 bisa naik 5,1 persen.
“Tentunya, ini mengembirakan namun harus dibarengi upaya peningkatan ekonomi salah satunya menggenjot sektor UMKM yang selama ini masih mampu bertahan di masa pandemi.
“Saatnya pemerintah memanfaatkan sektor UMKM dari masyarakat,” katanya. (*)