Flat cap yang ia kenalan menjadi ciri khas bagi Tiyok sebagai seorang seniman. Tiyok sering mengikuti berbagai pameran baik nasional maupun internasional. Belum lama Tiyok mengadakan pameran tunggal di Tandhok Cafe, Jalan Papandayan 11 Semarang pada 15-27 November 2020. Seniman ini memajang sekitar 30 karyanya. Salah satu ilustrasi juga pernah ikut ajang pameran di Semarang International Illustration Festival, yaitu kisah Ramayana dan di Turki dengan karya yang lain.
Sembari menunjukkan karyanya saat panggilan video, Tiyok menyebutkan beberapa ilustrasi dan kartun yang ia gambar, seperti kisah Ramayana, tokoh Gundala, dan Si Buta dari Gua Hantu yang ia pajang di ruang kerjanya. Beberapa karikatur wajah tokoh pun Tiyok tempel di dinding rumah.
Buku-buku hasil ilustrasinya juga tersimpan rapi dalam rak buku milik Tiyok. Dengan goresan yang tegas, dan pewarnaan yang ceria-tajam, kekentalan sebagai ilustrator majalah anak tergambar di situ. Pembawaannya yang santai dan interaktif membuat penulis seolah sedang benar-benar tur melihat pameran karya sang seniman. Ya, asik dan menyenangkan.
Kebetulan saat itu Tiyok juga sedang menggarap ilustrasi sebuah buku. Ia bercerita bagaimana ia mendapat ide untuk sebuah gambar. Katanya mudah. Menurutnya, seorang ilastrator perlu banyak membaca. Contohnya saat mengerjakan sebuah ilustrasi buku, ia harus membaca naskahnya terlebih dahulu agar gambar yang dihasilkan relevan dengan isi naskahnya. Tidak asal gambar saja.