Lucu Tanpa Menyakiti
Tiyok saat ini seorang single parent dengan seorang putra bersamanya. “Jalan hidup kan berbeda-beda,” ujarnya.
Di rumah, Tiyok mendirikan sebuah sanggar dengan nama Sanggar Kuas Kecil. Kelas sanggarnya itu terbagi menjadi tiga, pemula, lanjutan, dan juara. Muridnya adalah anak-anak yang sama sekali belum bisa menggambar hingga yang sudah terbiasa mengikuti perlombaan. Namun sayang, sanggar Kuas Kecil itu harus tutup sementara sejak pandemi Covid-19.
Jika ditanya kartun seperti apa yang Tiyok suka gambar? Menurutnya, ia lebih suka menggambar kartun yang lucu, karena menghibur dan tidak ada tendensi apapun.
“Yang ada muatan politik, sindiran itu terlalu berat bagi saya,” imbuhnya.
Tiyok juga menjelaskan kartun lucu yang bagus adalah lucu tanpa menyakiti. Karena lucu itu tidak harus merendahkan orang lain, kecuali sudah izin dengan orang yang bersangkutan. Tegas ia katakan, “Kartun sebagai penyegar hidup saya”.
Sekalipun dalam berkarya terkadang terjadi kemiripan dengan karya milik orang lain, Tiyok tidak masalah sama sekali karena memang otak orang beda-beda. Seniman satu dengan seniman yang lain bisa kita lihat dari goresan atau tokoh yang ditonjolkan juga pasti berbeda.
Manfaat menggambar kartun tak bisa Tiyok elakkan. Membuat orang lain bahagia dan senang adalah sebuah ibadah dan berkah tentunya. Dari kartun itu pula bisa membuka berbagai lapangan pekerjaan. Tiyok sendiri bisa hidup dari menggambar. Prinsipnya, karya yang baik adalah karya yang tidak mengekor orang. Ibaratnya, lebih baik menjadi raja semut daripada menjadi gajah, tapi hanya seekor anak.
Dari perjalanan yang Tiyok lalui, harapannya cukup simpel. Semoga semua diberkahi oleh Allah SWT. Pesanan (gambar) lancar. Tiyok juga sangat ingin generasi muda saat ini untuk ikut berkartun ria bersamanya.
Satu lagi, “Hidup mau apalagi si, Mbak? Kalau saya, ya, paling cari istri lagi sih.. hehehe,” candanya menutup percakapan.(*)
Serial Kartunis Semarang
Liputan Serial Kartunis Semarang merupakan tugas mata kuliah “Teknik Penulisan Feature” Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
Penulis: Fitria Soefiyani
Dosen Pengampu: Farida Rachmawati
Editor: Abdul Arif