Selasa, September 2, 2025
28.2 C
Semarang

Tiyok Black: Kartun sebagai Penyegar Hidup

Lucu Tanpa Menyakiti

Tiyok saat ini seorang single parent dengan seorang putra bersamanya. “Jalan hidup kan berbeda-beda,” ujarnya.

Di rumah, Tiyok mendirikan sebuah sanggar dengan nama Sanggar Kuas Kecil. Kelas sanggarnya itu terbagi menjadi tiga, pemula, lanjutan, dan juara. Muridnya adalah anak-anak yang sama sekali belum bisa menggambar hingga yang sudah terbiasa mengikuti perlombaan. Namun sayang, sanggar Kuas Kecil itu harus tutup sementara sejak pandemi Covid-19.

Jika ditanya kartun seperti apa yang Tiyok suka gambar? Menurutnya, ia lebih suka menggambar kartun yang lucu, karena menghibur dan tidak ada tendensi apapun.

“Yang ada muatan politik, sindiran itu terlalu berat bagi saya,” imbuhnya.

Tiyok juga menjelaskan kartun lucu yang bagus adalah lucu tanpa menyakiti. Karena lucu itu tidak harus merendahkan orang lain, kecuali sudah izin dengan orang yang bersangkutan. Tegas ia katakan, “Kartun sebagai penyegar hidup saya”.

Sekalipun dalam berkarya terkadang terjadi kemiripan dengan karya milik orang lain, Tiyok tidak masalah sama sekali karena memang otak orang beda-beda. Seniman satu dengan seniman yang lain bisa kita lihat dari goresan atau tokoh yang ditonjolkan juga pasti berbeda.

Manfaat menggambar kartun tak bisa Tiyok elakkan. Membuat orang lain bahagia dan senang adalah sebuah ibadah dan berkah tentunya. Dari kartun itu pula bisa membuka berbagai lapangan pekerjaan. Tiyok sendiri bisa hidup dari menggambar. Prinsipnya, karya yang baik adalah karya yang tidak mengekor orang. Ibaratnya, lebih baik menjadi raja semut daripada menjadi gajah, tapi hanya seekor anak.

Dari perjalanan yang Tiyok lalui, harapannya cukup simpel. Semoga semua diberkahi oleh Allah SWT. Pesanan (gambar) lancar. Tiyok juga sangat ingin generasi muda saat ini untuk ikut berkartun ria bersamanya.

Satu lagi, “Hidup mau apalagi si, Mbak? Kalau saya, ya, paling cari istri lagi sih.. hehehe,” candanya menutup percakapan.(*)

Serial Kartunis Semarang
Liputan Serial Kartunis Semarang merupakan tugas mata kuliah “Teknik Penulisan Feature” Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
Penulis: Fitria Soefiyani
Dosen Pengampu: Farida Rachmawati
Editor: Abdul Arif

Hot this week

Pers Mahasiswa Ditangkap Saat Meliput Aksi di Mapolda Jateng, LBH Semarang: Polisi Sewenang-wenang

Sebanyak 40 demonstran yang ditangkap polisi di Semarang saat...

Polisi Kembali Tangkap Puluhan Demonstran di Semarang

Polisi kembali menangkap 50 orang massa aksi mendatangi Mapolda...

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Topics

Polisi Kembali Tangkap Puluhan Demonstran di Semarang

Polisi kembali menangkap 50 orang massa aksi mendatangi Mapolda...

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img