Tema festival akan digelar pada 18 Juli secara daring itu sebagai antisipasi ancaman kejahatan terhadap anak ketika akses internet semakin mudah digunakan anak.
Serat.id – ECPAT Indonesia berkolaborasi dengan Facebook didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Siberkreasi, menggelar Festival AMAN 2021 dengan tema You(th) Can Create A Better Internet for Children and Young People. Tema festival akan digelar pada 18 Juli secara daring itu sebagai antisipasi ancaman kejahatan terhadap anak ketika akses internet semakin mudah digunakan anak.
“Kejahatan yang mengincar mereka (anak-anak) pun kian marak. Di awal masa pandemi Covid-19, ECPAT melakukan survei kepada 1203 responden anak dan ditemukan adanya 287 bentuk pengalaman buruk saat berinternet di masa pandemi,” kata Program Manager ECPAT Indonesia, Andy Ardian dalam pernyataan resmi, Jum’at 18 juli 2021.
Andy menyebut hasil survei menunjukan terdapat 112 anak mengatakan mendapat pesan tidak senonoh, 66 anak lain menerima gambar atau video yang membuat tidak nyaman. Sedangkan 27 menerima gambar video pornografi.
“Termasuk 24 anak diajak melakukan live streaming untuk membicarakan hal tidak senonoh, 23 anak mengatakan hal-hal buruk tentang mereka diunggah tanpa sepengetahuan, dan 16 anak dikirimi tautan dengan konten pornografi,” kata Andy menmabahkan.
Menurut Andy transformasi digital terjadi di banyak aspek kehidupan masyarakat, namun tidak luput pula dalam penyalahgunaan teknologi yang dilakukan oleh pelaku kejahatan seksual anak dalam melancarkan aksinya.
“Sesuai tema kami berkomitmen melakukan perlawanan terhadap situasi eskploitasi seksual anak yang ada di ranah daring,” kata Andy menjelaskan.
Ia menegaskan salah satu respon yang perlu diperkuat dalam menghadapi ancaman kejahatan anak dunia internet adalah membangun kemampuan dan keterampilan anak memahami situasi sekarang. Selain itu melibatkan peran mereka dalam mengedukasi anak-anak lainnya memberi kesadaran kritis terkait keamanan digital dan literasi digital melalui “aman program”.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga. Mengatakan selama masa pandemi Covid-19 anak-anak kian akrab dalam menggunakan internet, serta rentan untuk mengalami eksploitasi dan kekerasan ketika berada di dunia maya.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya ketidakpahaman anak mengenai literasi digital dan juga gagapnya orangtua serta masyarakat dalam mengikuti perkembangan teknologi.
“Anak-anak perlu mendapatkan pengasuhan yang tepat di era digital ini oleh para orangtua, guru dan masyarakat yang memiliki literasi digital yang baik,” kata Bintang Puspayoga.
Bintang menyebut pengasuhan yang tepat akan mendorong anak mampu memanfaatkan teknologi digital dengan cerdas dan bijak, serta mendorong anak untuk bersemangat hidup di dunia nyata.
“Anak-anak Indonesia sebagai pelopor dan pelapor telah, sedang, dan akan terus melakukan upaya kritis serta selalu waspada dalam melindungi diri mereka dari berbagai risiko berbahaya dibalik kemudahan internet,” kata Bintang menjelaskan.
Ia menyebut pengalaman selama pandemi ini sangat berguna bagi anak untuk dapat terus mengasah empati, simpati dan kepedulian terhadap diri sendiri maupun orang lain yang dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. (*)