Halal market yang diluncurkan itu juga memberikan laporan berbagai informasi tentang potensi industri halal Indonesia dan tantangan maupun keunggulan kompetitif serta posisi pasar halal global serta peluang perdagangan dan investasi.

Serat.id – Bank Indonesia meluncurkan Halal Market Report 2021 dalam acara forum Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021. Halal market yang diluncurkan itu juga memberikan laporan berbagai informasi tentang potensi industri halal Indonesia dan tantangan maupun keunggulan kompetitif serta posisi pasar halal global serta peluang perdagangan dan investasi.
“Laporan ini memaparkan peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia. Di mana potensi dari kegiatan tersebut cukup besar. Berdasarkan estimasi perdagangan internasional produk halal Indonesia dapat menyumbangkan sampai dengan USD 5,1 miliar per tahun,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam pernyataanya diterima Serat.id, Jum’at, 29 Oktober 2021.
Menurut Perry, peluncuran laporan ini bertepatan dengan event, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang hadir pada 25 hingga 30 Oktober 2021. Acara tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia ini mengangkat tema “Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Markets for Economic Recovery”.
“Salah satu bagian dari acara ISEF tersebut, Indonesia International Halal Lifestyle Conference (INHALIFE) 2021 juga resmi dibuka pada 27–28 Oktober 2021 secara virtual,” kata Perry menjelaskan.
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar mengatakan tahun ini DinarStandard dengan telah menyelesaikan “Indonesia Halal Market Report 2021/2022”. “Laporan itu tidak hanya tentang temuan tetapi juga dilengkapi dengan strategi dan rekomendasi yang dapat diterapkan secara luas oleh pemerintah, korporasi maupun UKM,” kata Sapta.
Menurut Sapta laporan tersebut akan membantu Indonesia dalam memajukan industri halal yang sedang berkembang di tanah air. “Kami yakin laporan ini akan menarik Perdagangan dan Investasi Global menuju Industri Halal Indonesia,”katanya. (*)