Tercatat fashion muslim Indonesia tidak hanya produk fashion biasa, tetapi produk fashion berkelanjutan dari sejak awal pemilihan sumber bahan baku hingga menjadi produk bahkan sampai pengolahan limbah

Serat.id – Sebanyak 10 desainer Indonesia membahas masa depan modest fashion pada acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021. Sejumlah desainer Indonesia ternama, yang di antaranya Dian Pelangi, Vivi Zubedi, Ria Miranda, Khanaan, Chyntia Mahendra, Irna Mutiara, Tuty Atib, Jeny Tjahyawati, Nina Nugroho dan Istafiana Candarini.
Tercatat selain 10 fashion designer ternama tersebut, acara ini juga dihadiri para ahli di bidang produk halal yaitu Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center & Indonesia Tourism Forum, Sapta Nirwanda, Vice Chairwoman of Indonesia Halal Lifestyle Center, Jetti Rosila Hadi, Diana Yumanita Deputy Director Sharia Economy & Finance Department of Bank Indonesia, dan Ria R. Christiana CEO DBRANCOM.
“Mastermind Class sendiri adalah sebuah forum yang bertujuan untuk menjadikan para pengusaha modest fashion di Indonesia menyadari bahwa mereka adalah mastermind (orang dibalik) kesuksesan Industri Modest Fashion Indonesia berjaya di pasar global,” kata ujar Vice Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Jetti R Hadi, dalam pernyataan resmi, Senin 1 November 2021.
Menurut Jatti, selain untuk membentuk kesadaran tersebut, kegiatan ini juga dilengkapi dengan business linkage dimana akan dilakukannya perkenalan dari lembaga wakaf produktif untuk membuka potensi-potensi kerjasama antara pengusaha modest fashion dan lembaga wakaf produktif.
Tercatat fashion muslim Indonesia tidak hanya produk fashion biasa, tetapi produk fashion berkelanjutan dari sejak awal pemilihan sumber bahan baku hingga menjadi produk bahkan sampai pengolahan limbah
“Oleh karena itu, sektor fashion muslim memliki value edit yang lebih, tidak hanya unsur wastra Nusantara (kain tradisional) saja tetapi mengangkat unsur pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Jetti menambahkan.
Jetti menyebut sejatinya, ekonomi syariah sendiri merupakan suatu ekonomi yang dijalankan secara berjamaah atau dengan kata lain ekonomi yang tidak bisa dilakukan oleh kita sendiri. Hal itu menjadi alasan keterlibatan para designer serta para korporasi dan juga para UMKM.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah Bank Indonesia, Diana Yumanita mengatakan lembaganya menginisiasi terbentuknya Ikatan Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) untuk membangun suatu ekosistem yang berkelanjutan bagi pengembangan produk usaha syariah di Indonesia yang dituang dalam bentuk platform yang dapat diakses secara online
“Suatu upaya yang akan dilakukan nantinya untuk melahirkan suatu program yang melahirkan pelaku-pelaku usaha di sektor fashion dan makanan minuman yang mampu berkompetisi secara global,”kata Diana.
Diharapkan agar IKRA terjadi linkage atau penghubung. Dalam hal ini, kolaborasi itu penting tidak hanya designer yang mampu berjuang secara global dan mampu berhasil secara global, tetapi keberhasilan ini di dukung dengan pelaku usaha yang memiliki linkage yang banyak.
Menurut Diana industri halal Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang membangkitkan ekonomi negeri. Dan mengejutkannya, industri tersebut bisa ditopang dengan wakaf produktif. (*)