Agen literasi
Para peserta juga bekali pemahaman tools berupa kesadaran di lingkup digital khususnya dalam penggunaan perangkat digital sehingga akademisi dan jurnalis dapat selektif menyaring informasi yang mereka produksi, akses, dan sebarkan melalui perangkat digital.
Dia menyebut, akademisi memiliki pengaruh sangat kuat ke masyarakat. Apabila akademisi menguasai materi digital maka dapat menyisipkan dan menjadikan materi literasi digital dalam mata kuliah literasi media. Pengetahuan literasi digital dari mahasiswa tersebut dapat tersebar ke lingkungan pertemanannya dan juga keluarganya.
“Para akademisi menjadi agen untuk meliterasi digital mahasiswanya sehingga dapat getok tular. Ada transfer pengetahuan yang terus berkelanjutan baik ke mahasiswa, lingkungan pergaulan hingga orangtua,” tutur Editor senior di Kapan Lagi Younivers (KLY).
“Pelatihan ini juga sangat bermanfaat bagi jurnalis untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistik. Hasilnya masyarakat dapat merasakan langsung saat mengkonsumsi informasi di media,” imbuhnya.
Budiarto juga mengingatkan, literasi juga harus mengedepankan pengetahuan psikologis. Ia mencontohkan peristiwa di Solo ketika masyarakat mengira Masjid Sriwedari akan roboh.
“Kalau misalnya orang sudah terliterasi tapi psikologisnya tidak tenang maka akan ikut arus lagi. Begitu juga sebaliknya kalau seseorang mempunyai sisi psikologis bagus tapi literasinya kurang juga akan terjerembab pada informasi yang salah,” ujarnya.