
Warga Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang sedang berdiri di sheet pile, Selasa, Januari 2025 (Amelya Kurnia/Serat.id)
Warga Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang merasa senang karena kampungnya tak lagi dilanda banjir. Sebab, pembangunan sheet pile yang digarap oleh Kementerian PUPR pada 2023, akhirnya rampung Juni 2024 lalu.
Bangunan itu dianggap mampu mengatasi permasalahan banjir rob yang selama ini meresahkan warga Tambakrejo dan sekitarnya.
Warga Tambakrejo, Marzuki, mengaku bahwa dengan adanya sheet pile, warga sudah tidak terkena musibah banjir rob lagi.
“Dulu rob itu tetep masuk sekitar 20-30 centimeter, setelah pembangunan itu selesai alhamdulillah sudah tidak ada banjir lagi, sehingga warga Tambakrejo RT 01 sampai RT 06 sudah aman dari banjir rob,” ujar Marzuki saat ditemui di rumahnya, Selasa, Januari 2025.
Dia menerangkan ketika air rob tidak masuk ke pemukiman, justru menyebabkan selokan tersumbat karena tidak ada jalan keluar air sehingga hanya tergenang di depan rumah-rumah warga. Genangan air selokan ini mengakibatkan nyamuk berkembangbiak dan semakin membludak.
“Tidak ada jalan keluar buat air. Di bagian selatan jalan keluar air mengarah ke tambak warga sedangkan yang bagian utara tidak ada lanjutannya ke pompa air. Jadi pompa air itu hanya memompa air yang masuk ke tambak, ya walaupun sebagian air selokan masuk ke tambak tapi tidak dapat menyelesaikan secara tuntas,” jelas Marzuki.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita mengungkapkan, masalah banjir rob di Semarang dapat teratasi dengan dipasangnya sheet pile di Tambakrejo.
Pihaknya sudah tidak menerima laporan dari warga terkait masalah banjir rob. Keberhasilan ini mampu menjawab permasalahan banjir rob selama bertahun-tahun di Kota Semarang.
“Semarang sekarang sudah tidak ada banjir rob lagi karena adanya sheet pile di Tambaklorok dan sekitarnya sehingga sudah tidak ada laporan terkait rob,” kata Mbak Ita.
Meski sudah berjalan maksimal, pemerintah harus tetap memperhatikan persoalan tersebut. Sebab kenaikan debet air laut juga diiringi dengan penurunan tanah yang cukup signifikan.
“Semoga saja sheet pile ini bisa awet dan tidak tenggelam, karena persoalan itu bukan hanya airnya saja yang naik tapi juga tanahnya yang turun, mungkin perlu adanya pengendalian air tanah,” imbuhnya.
Penulis: Amelya Kurnia, mahasiswa UIN Walisongo Semarang, jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah, peserta magang Serat.id.