
Suasana kelas public speaking di Roemah Difabel Untung Suropati, Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis, 9 Januari 2025. (Asfarina Zulfa/Serat.id)
Belasan anak disabilitas nampak antusias mengikuti kelas public speaking di Roemah Difabel Untung Suropati, Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis, 9 Januari 2025. Kelas yang diadakan setiap Kamis ini, diisi dengan berbagai materi dan praktik langsung untuk melatih kepercayaan diri di muka umum.
Dodi Susetiadi sebagai mentor, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya kelas public speaking untuk melatih dan membentuk rasa percaya diri, khususnya dalam berinteraksi dengan sesama.
“Bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri mereka itu adalah target saya,” ujar Dodi, Kamis, 9 Januari 2025 usai mengajar.
Awalnya, Kamis pekan ini, Dodi ingin mengajak peserta untuk bercerita mengenai pengalaman semasa liburan natal dan tahun baru. Namun, saat kelas berlangsung, anak-anak tersebut malah berebut tempat duduk di samping teman akrabnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dodi mengalihkan materi bercerita pengalaman liburan menjadi belajar pengorganisasian.
“Secara tidak langsung mereka belajar berkomunikasi, modal dasar dari public speaking,” jelas Dodi.
Selain itu, kelas public speaking juga mengajak untuk belajar bernegosiasi. Membujuk teman supaya masalah memilah-milih teman bisa terselsaikan.
Salah satu peserta, Andhika Ilham Perdana, seorang autism yang sering dipanggil Danang mengatakan, yang paling sering diajarkan dalam kelas public speaking adalah cara bagaimana teman-teman difabel berbicara di depan umum. “Misal kita menjadi pembicara MC, kita diajarkan cara untuk menjadi MC acara. Ada juga beberapa anak yang ikut kegiatan jadi MC untuk beberapa acara,” lanjutnya.
Orang tua atau wali dari murid-murid di Roemah Difabel ini mendukung penuh keberadaan kelas public speaking bagi teman-teman difabel guna menumbuhkan rasa percaya diri dalam kehidupan anak-anak mereka. Menumbuhkan sikap keberanian anak-anak mereka untuk berbicara di depan umum.
“Alhamdulillah orang tuaku sangat mendukung, bahkan sering mempromosikan tentang anaknya. Dikenalkan kepada keluarga ataupun teman ataupun saudara-saudara bahwa anak saya sudah berani bicara menjadi MC bicara di depan orang-orang,” ucap Danang.
Penulis: Asfarina Zulfa, mahasiswa UIN Walisongo Semarang jurusan Ilmu Falak, peserta magang Serat.id