“Kalau pemahaman tentang sensitif gender itu kurang maka tulisan kita bisa jadi justru memperkuat masalah yang sudah ada di masyarakat,”
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang menggelar Sekolah Jurnalisme Perempuan bertepatan dalam rangkaian kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau 16 HAKTP di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sekolah Jurnalisme Perempuan diikuti oleh 20 lebih peserta dari jurnalis muda, pers mahasiswa, lembaga/organisasi dan masyarakat yang memiliki ketertarikan dengan jurnalistik.
Divisi Gender, Anak dan Kelompok Marginal, Sub-Bidang Pengaduan dan Penanganan Kekerasan Seksual AJI Indonesia, Dyah Ayu Pitaloka mengatakan, pemahaman tentang gender sangat penting untuk memproduksi tulisan yang sensitif gender.
“Kalau pemahaman tentang sensitif gender itu kurang maka tulisan kita bisa jadi justru memperkuat masalah yang sudah ada di masyarakat,” katanya, Rabu, 6 Desember 2023.
Sebab, budaya tidak sensitif gender yang menyebabkan ketidakadilan gender justru bisa menempatkan korban menjadi korban berkali-kali.
“Maka, sensor pertama bisa langsung dari jurnalis dengan menyaring isu dan menuliskannya dengan perspektif gender yang akhirnya bisa mengubah kondisi ketidakadilan gender,” ujarnya.
Divisi Gender, Anak dan Kelompok Marginal, AJI Kota Semarang, Riska Farasonalia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi jurnalis muda, pers mahasiswa, lembaga/organisasi dan masyarakat tentang jurnalisme berperspektif gender.
“Jurnalisme berperspektif gender sangat penting dalam menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas, edukatif dan ramah gender,” ungkapnya.
Selain itu, ujar dia, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang pentingnya kesetaraan gender secara umum dan di dunia kerja jurnalistik.
Sebagai informasi, Sekolah Jurnalisme Perempuan dilaksanakan selama dua hari yakni 5-6 Desember 2023 di Sekretariat AJI Kota Semarang, Jalan Surtikanti Tengah I, No.17, Bulu Lor, Semarang Utara.
Kegiatan hari pertama yaitu penyampaian materi tentang Jurnalistik Dasar dan Kode Etik Jurnalistik.
Sedangkan hari kedua yaitu penyampaian materi tentang Peliputan dan Penulisan Jurnalistik Berbasis Gender.
