serat.id- Jaringan Masyarakat Sipil Peduli HAM Jawa Tengah turun ke jalan memperingati hari HAM sedunia dengan berkonvoi sepeda motor di beberapa ruas jalan Kota Semarang, siang ini. Puluhan massa bermotor memulai aksi dari Kampus Udinus Semarang pukul 13.00 WIB, dilanjutkan konvoi dengan rute jalan Imam Bonjol, Kapten Piere Tendean, Pemuda, Pandanaran, Simpang Lima, dan berakhir di Polda Jawa Tengah, jalan Pahlawan.
Orator di atas mobil komando pendemo terus menerus membakar semangat peserta aksi sembari berkampanye tentang HAM. Dari isu pelanggaran HAM terhadap aktivis-aktivis pro demokrasi dari masa ke masa, hingga kasus dugaan pelecehan seksual dosen kepada mahasiswinya di sebuah kampus negeri di Semarang, dibeberkan para orator. Isu kekerasan militeris di Papua- pun ikut bersanding dengan kasus penculikan dan penghilangan nyawa aktivis, juga jurnalis.
Mendung tak dapat ditolak, gerimispun mewarnai perjalanan para pejuang HAM tersebut untuk meruntuhkan tabir kasus kekerasan yang merundung negeri ini. Mereka menuntut negara untuk segera membereskan kasus-kasus pelanggaran HAM dan mengadili pelakunya. Demikianlah semangat demokrasi yang harus ditegakkan tanpa ditutup-tutupi ke publik. Sebagaimana para pendemo juga meneriakkan asas-asas kebebasan pers yang masih juga banyak dilanggar. Kasus gelap pembunuhan wartawan Udin salah satunya.
Tak ketinggalan, perwakilan buruh KASBI juga membawakan isu-isu ketenagakerjaan. Masih banyaknya pelanggaran hak normatif buruh oleh pengusaha dan rendahnya kesejahteraan menjadi bagian isu HAM. Penyelenggaraan jaminan kesehatan dan pendidikan mengekor jadi isu yang tak kalah pentingnya di Hari HAM ini.
Sore hingga malam nanti, Jaringan Masyarakat Sipil Peduli HAM Jawa Tengah masih meneruskan aksi dengan menggelar panggung musik, di Taman Budaya Raden Saleh Semarang. Ikon-ikon pejuang HAM dan aktivis buruh, seperti Munir, Marsinah, Udin, dan Novel Baswedan dibawa sebagai simbol-simbol perjuangan HAM di Indonesia. (*)
