Jumat, Agustus 29, 2025
26.8 C
Semarang

Krisis Iklim, Semarang Terancam Tenggelam Lebih CepatĀ 

Serat.idĀ – Kota Semarang diprediksi tenggelam lebih cepat akibat krisis iklim. Ini berdasarkan hasil sejumlah riset kenaikan muka air laut di Semarang yang mencapai 10 centimeter setiap tahun.

Salah satunya, penelitian pakar geodesi Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas dkk, yang menunjukkan fakta peningkatan ketinggian air laut di perairan Indonesia yang masif. Perhitungan tersebut berdasarkan data satelit yang terkumpul oleh ITB selama 20 tahun terakhir.

Semarang berada di pesisir pantai utara Jawa, menjadi kawasan yang rentan terdampak krisis iklim. Kondisi ini makin parah dengan penurunan tanah akibat penyedotan air tanah berlebihan. Hasil penelitian Andreas juga menyebutkan, penurunan tanah di pesisir Semarang setiap tahunnya berkisar 3-10 cm.

Kota-kota di pesisir Jawa lainnya yang paling mengkhawatirkan terendam, diantaranya Jakarta, Pamanukan, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Pemalang Kendal, Demak, Cilacap.

Temuan penelitian menjelaskan, Indonesia memiliki banyak daerah sedimenĀ datar yang menjadi lokasiĀ terbaik untuk pengembangan perkotaan , terutama di sekitar daerah sedimen pesisir. Ā Persoalannya, daerah sedimen adalah tempat di mana penurunan tanah umumnya terjadi.

Hilangnya peradaban

Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia mengatakan, krisis iklim mengancam lingkungan, peradaban dan kebudayaan manusia.

ā€œBukan cuma kota dan permukiman yang terancam tenggelam, tapi juga sejarah kehidupan dan identitas warganya.Ā Kalau kita membiarkan, hanya akan tersisa cerita untuk anak dan cucu kita,ā€ jelasnya dalam diskusi ā€œPeradaban yang Tenggelamā€ di Teater Oudetrap, Kota lama, Semarang, pada Sabtu (29/10/22).Ā 

Krisis iklim bukan lagi fenomena, melainkan sudah menjadi ancaman, termasuk bagi Semarang yang memiliki setidaknya 117 bangunan bersejarah. Keberadaan situs-situs bersejarah ini turut terancam dengan meningkatnya jumlah bencana hidrometeorologi karena krisis iklim, seperti banjir, kekeringan, curah hujan ekstrem, longsor, siklon tropis, dan kejadian ekstrem lainnya. Pada Februari 2021, Kota Semarang banjir cukup luas. Kawasan bersejarah Kota Lama termasuk yang terdampak.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) menyatakan, krisis iklim mengancam situs warisan dunia atau World Heritage, saat ini dan di masa depan. Produk keragaman budaya lainnya, bahasa misalnya, juga bisa terancam oleh krisis iklim–seperti kata botanis dan ahli ekologi konservasi dari Cornell University, Christopher P. Dunn dalam esainya.

Untuk bisa bertahan menghadapi krisis iklim, penataan ruang juga menjadi faktor yang penting.

Dalam paparan diskusi tersebut, dosen planologi Universitas Islam Sultan Agung, Mila Karmilah mengatakan, pemerintah perlu mengintegrasikan penataan ruang dan lingkungan.

ā€œPerlu perencanaan tata ruang dengan menggali faktor sejarah,ā€ kata Mila.

Turut serta dalam diskusi Chasing the Shadow di Semarang, Fitrianto Wibowo dari komunitas Bike to Work mengatakan, salah satu solusi nyata menghadapi krisis iklim ialah bersepeda. ā€œMulai dari aku, sekarang giliran kamu,ā€ kata Bowo–sapaan Fitrianto.

Bondan Andriyanu menambahkan, semua pihak harus berkontribusi dalam menangani krisis iklim karena semua sudah merasakan dampaknya.

ā€œTermasuk upaya percepatan transisi energi bersih dan terbarukan. Pemerintah harus konsisten untuk mencegah tenggelamnya sejarah dan peradaban masyarakat karena krisis iklim,ā€ imbuhnyaĀ .

Chasing The Shadow (CATS) team passes Babelan road, Bekasi, on the first leg bicycle tour on Tuesday, 18 October 2022. Greenpeace Indonesia holds a Chasing The Shadow (CATS) bicycle tour from Jakarta to Bandung, Semarang, Surabaya and finish in Bali to bearing witness the climate crisis impacts in Indonesia. The first leg is from Jakarta to Bandung city.

Kampanye krisis iklim

Diskusi ā€œPeradaban yang Tenggelamā€ merupakan rangkaian kegiatan tur sepeda Chasing The ShadowĀ (mengejar bayangan) yang diinisiasi GreenpeaceĀ Indonesia untuk mengampanyekan krisis iklim.

Perjalanan mengayuh sepeda menempuh jarak 1.000 kilometerĀ lebih ini terbagi beberapa etape, mulai dari Jakarta menuju Bandung, lalu ke Semarang, Surabaya, Celukan Bawang di Buleleng, dan berakhir di Denpasar, Bali.

Di Semarang, para pesepeda Chasing The Shadow Greenpeace mengangkat tema bagaimana pengaruh krisis iklim terhadap sejarah peradaban dan kebudayaan manusia. Kampanye krisis iklim dimeriahkan dengan pameran, workshop dan pertunjukan musik.

Dari Semarang, pesepeda Chasing the Shadow akan mengunjungi DemakĀ dan Lasem –daerah di pesisir Jawa yang juga terancam hilang karena naiknya muka air laut. Ā Di Kecamatan Sayung, Demak, sejumlah desa sudah tenggelam oleh abrasi. Ā 

Dalam catatan sejarah, Demak dan Semarang termasuk Jalur RempahĀ yang merupakan warisan budaya yang turut membentuk peradaban masyarakat.

Sebelumnya, para pesepeda menemui para nelayan di Batang yang sejak 2011 konsisten menolak pembangunan PLTU batubara.

Keberadaan PLTU batubara tak hanya menyumbang polusi udara pekat dan banyak kerusakan lingkungan lainnya, khususnya bagi ekosistem pesisir pantai. Tapi merampas 226 hektare lahan pertanian produktif milik warga, serta merugikan nelayan lantaran membuat jarak tangkap ikan semakin jauh. (*NA)

Hot this week

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Topics

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Robig Divonis 15 Tahun Penjara, LBH Semarang: Polri Harus Memecatnya

Suasana Sidang Robig Zainudin di Pengadilan Negeri Semarang, Jumat,...

Komunitas Sastra di Kendal Kembali Gelar KCA 2025

Beberapa komunitas sastra di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kembali...

Ini Desakan Koalisi Advokat Progresif Indonesia Terkait RUU KUHAP

Koalisi Advokat Progresif Indonesia (KAPI) menyoroti sejumlah pasal dalam...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img