Jumat, Agustus 29, 2025
26.7 C
Semarang

Peraih Kendal Novel Award 2022 Terima Kambing Etawa, Kelinci, Ayam dan Bebek

Serat.id – Yozar F Amrullah berhasil menjuarai Kendal Novel Award 2022 dan berhak mendapatkan Kambing Peranakan Etawa, berkat karyanya berjudul “Di Antara Kau dan Dia”.

Pemenang karya terbaik II dalam ajang kompetisi karya sastra ini adalah “Pijakan Uap” karya Saffina Az Zahra yang berhak mendapatkan sepasang Kelinci.

Sedangkan Salwa Aliva Rahmanda dengan karya “Sensei of The Blue” sebagai karya terbaik III mendapatkan sepasang ayam kampung. Dewan Juri juga memberikan apresiasi pada “Se-ons Kurang” karya Wahyu dengan hadiah seekor bebek.

Selain hewan peliharaan, para pemenang juga menerima plakat, paket buku dan kain, serta piagam.

Prof Mudjahirin Thohir, ketua dan anggota dewan juri mengumumkan penganugerahan karya sastra Kendal Novel Award 2022 ini di Kebun Sastra Guyub, Dusun Krajan, Boja, Kendal, Minggu (30/10/22).

Dua anggota juri lain yakni: F. Rahardi (sastrawan) dan Sigit Susanto, penulis dan penerjemah ikut serta mendampingi saat penyerahan hadiah.

Prof Mudjahirin Thohir, mengaku surprise melihat dua dari 4 peserta KNA merupakan pelajar kelas XI di SMAN 1 Weleri.

“Surprise, di usia mereka, saya belum bisa menulis se-lincah mereka, apalagi novel. Terlepas dari sisi kualitas, saya sangat mengapresiasi karya mereka. Potensinya besar, semoga terus berlatih dan berproses,” ujar dosen FIB Undip ini.

Perhelatan untuk menumbuhkan bibit-bibit penulis kendal, terselenggara hasil kolaborasi apik Komunitas Lerengmedini (KLM), Sangkar Arah Pustaka, Jarak Dekat Art Production, dan Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK) ini unik karena hadiah pemenangnya hewan peliharaan.

Hewan peliharaan dari karya Kafka dan Orwel

Pertimbangan jenis hadiah untuk para pemenang ini pun tidak main-main dan sembarangan. Penyelenggara punya alasan “kreatif” untuk menyerahkan hadiah yang “tak biasa”.

Sigit Susanto, salah satu juri dan penggagas KNA menjelaskan, hadiah ini terinspirasi dari cerita fabel, novelet “Die Verwandlung (Metamorfosis)” karya Franz Kafka dan novel “Animal Farm” karya George Orwell.

Kafka mengangkat tema fabel karena meyakini hubungan antarmanusia semakin terpenjarakan. Satu sama yang lain tidak saling mendekat, sebaliknya justru menjauh. Untuk itu manusia ada kerinduan berdekatan dengan binatang.

Jika Kafka mengubah tokoh Gregor Samsa menjadi kecoak raksasa, sebaliknya Orwell membuat cerita hewan peliharaan yang berbicara satu sama lain, bahkan berontak kepada pemiliknya (manusia).

“Berangkat dari dua cerita fiksi sastrawan dunia itu, kami tak hanya menyukai cerita fabel, tapi ingin binatang itu hadir secara riil sebagai kenang-kenangan para pemenang,” jelasnya.

“Harapannya tradisi memberikan hadiah berupa binatang terus berlanjut dan ke depan akan lahir banyak cerita fabel, mencintai alam sekitar termasuk binatangnya,” lanjutnya.

Ketua KNA 2022, Heri C. Santoso menambahkan, apresiasi atau hadiah tidak harus uang berjumlah besar seperti sayembara menulis yang digelar institusi Pemerintah ataupun swasta.

Terlebih lagi, Kendal merupakan wilayah tropis dan kaya dengan alam pertanian yang luas, sehingga hewan peliharaan ini tak kekurangan pakan.

“Sastra tidak harus dimaknai sebagai sebuah yang mewah dan mahal, bisa pula dengan memanfaatkan hewan peliharaan di sekitar kita. Ini juga sebagai upaya keseimbangan alam disaat persoalan lingkungan yang makin mengkhawatirkan,” ujar Heri.

Ketua KNA 2022, Heri C. Santoso bersama Yozar F Amrullah, peraih karya terbaik I dalam ajang kompetisi sastra Kendal Novel Award 2022, berhak mendapatkan hadiah Kambing Peranakan Etawa.
Foto : Dokumentasi KNA 2022

Ruang ekspresi dan apresiasi sastra

Penyelenggara juga mengemas penganugerahan KNA 2022 dalam suasana keriuhan layaknya “karnaval” warga, dengan menyulap tepi sawah dan pinggir sungai menjadi ruang publik lengkap dengan panggung utama untuk pertunjukan. Seperti baca puisi, musikalisasi puisi, musik akustik, tari, pentas seni anak-anak.

Di antaranya Musik Akustik dari Sindanpin Ngakustik, Kreasi Tari Sanggar Nyi Pandansari, Kajen (Kolektif Bunyi), Nembang Macapat oleh Adelia Faranisa Azni, musikalisasi puisi dari Bhagawanta SMK N 3 Kendal, Wiwik Widayaningtias, Wahyu Trikusuma Wulandari .NR, Dewi Suryani  Haniek Himatul, Hanifah, Nanin Andaningrum, dan Ismi Bella Fista.

Di sekitar panggung dihiasi lapak-lapak buku dari Buku Wakul Pustaka dan bazar UMKM kuliner dan hasil bumi warga Kendal.

Ketua KNA 2022, Heri C. Santoso mengatakan, acara ini upaya memberi ruang ekspresi, apresiasi serta motivasi bagi para penulis di Kabupaten Kendal yang selama ini masih minim.

“Ajang unjuk karya sastra hanya di ruang sekolah. Kalaupun ada di tingkat regional maupun nasional, hadir hanya setahu  sekali. KNA ini hadir untuk ajang ekspresi para penulis,” ujarnya.

Sebagai apresiasi, menurut Heri, pihaknya menilai, penghargaan bagi profesi penulis masih sangat sedikit.

“Setidaknya ranah kepenulisan, spesifik sastra, patut pula mendapat apresiasi. Karena ini juga profesi yang membanggakan,” imbuh peraih Satu Indonesia Award 2011 ini.

Sebagai motivasi. Motif dalam menulis menjadi salah satu hal yang pokok bagi keberlanjutan seorang penulis. Terutama penulis pemula. Hadirkan KNA, harapannya, dapat menjadi satu motivasi bagi para penulis atau calon penulis. Bahwa ada penghargaan  untuk profesi penulis di lingkup kabupaten Kendal. “Sehingga mereka akan tersebut untuk meningkatkan kualitasnya. Mengasah kemampuan untuk melahirkan karya-karya  terbaik,” ujarnya.

Cerita keresahan

Sigit Susanto, anggota dewan juri ini terkesan ketika membaca karya para peserta. Ia bangga dan terharu dengan bermunculannya para penulis baru dari Kendal.

“Mereka berani mengekspresikan antara kegundahan jiwa dan berbaur dengan fantasi pribadi,” ujar Sigit yang berdomisili di kota kecil Zug, Switzerland.

Sigit membaca ada kecenderungan para penulis pemula ini berkisah seperti pengalaman personal, dekat bahkan mungkin hafal detilnya di luar kepala.

“Saya kira mereka ingin menunjukkan kegamangannya bercampur impian samar berbalut bahasa. Harapannya bisa menjadi novel yang nikmat untuk dibaca,” ujar penulis buku “Menyusuri Lorong-lorong Dunia” ini.

Menurut Sigit, kisah-kisahnya diangkat dari keseharian. Misalnya, tokoh kucing hanya sebatas seekor kucing peliharaan dan belum berani menyeberang ke dunia abstrak, absurd lain dengan mendobrak kisah out of the box seperti kisah binatang yang bisa bicara dan berontak di novel “Animal Farm” karya George Orwell.

“Ada kecenderungan mereka hendak menuliskan biografi novel dengan sedikit berbau motivator hidup,” tutur pemilik Pondok Maos Guyub ini.

“Saya berharap mereka berani menabrak cerita yang umum, buat cerita semi surealis, tidak hanya realis,” tandas Sigit, penerjemah “Metamorfosis” karya Franz Kafka. (*NA)

Hot this week

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Topics

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Robig Divonis 15 Tahun Penjara, LBH Semarang: Polri Harus Memecatnya

Suasana Sidang Robig Zainudin di Pengadilan Negeri Semarang, Jumat,...

Komunitas Sastra di Kendal Kembali Gelar KCA 2025

Beberapa komunitas sastra di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kembali...

Ini Desakan Koalisi Advokat Progresif Indonesia Terkait RUU KUHAP

Koalisi Advokat Progresif Indonesia (KAPI) menyoroti sejumlah pasal dalam...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img