Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diminta turun tangan ke Kabupaten Jepara turut menangani

Serat.id – Masyarakat Kabupaten Jepara masih ada yang mengkonsumsi obat dari warung dan apotek meski di daerah tersebut mengalami kenaikan penularan Covid-19. Tercatat penularan Covid-19 di Kabupaten Jepara saat ini tertinggi di Jawa Tengah.
“Warga hanya mengkonsumsi obat dari warung atau apotek. Ada warga juga masih beraktivitas seperti biasa,” kata anggota komisi VIII DPR RI Abdul Wachid, saat berkoordinasi dengan BNPB, Selasa 22 Juni 2021 kemarin.
Baca juga : Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Industri di Jepara diminta Terapkan Prokes Ketat
Rumah Sakit Daerah Kekurangan Tempat Tidur Khusus Pasien Covid-19
Pemkot Pekalongan Kewalahan Hadapi Lonjakan Covid-19
Wachid meyakini kasus positif Covid-19 di Jepara lebih banyak dari yang dilaporkan. Sebab di lapangan ia menerima laporan jika banyak warga yang mengalami gejala mirip Covid-19 namun tidak memeriksakan diri ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya.
“Ini potensi menambah jumlah kasus, ” kata Wachid menambahkan.
Kondisi yang terjadi itu menjadi alasan dia meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turun tangan ke Kabupaten Jepara turut menangani pandemi daerah itu. Menurut dia, Kabupaten Jepara tetangga dengan Kabupaten Kudus yang sebelumnya sudah ditemukan varian Delta asal India. Jika Jepara tidak segera ditangani maksimal dikhawatirkan kondisinya lebih parah dari Kudus.
Abdul Wachid mengacu data Pemkab Jepara di situs corona.jepara.go.id, per Senin malam lalu menunjukkan penularan Covid-19 menggeser posisi Kabupaten Kudus. Jepara menempati urutan pertama di Jateng dengan 2.416 kasus aktif Covid-19. Sementara di Kabupaten Kudus, saat ada 1.951 kasus aktif.
“Lonjakan kasus positif ini sangat signifikan. Sebab, Kamis pekan lalu Jepara masih menempati posisi ketiga se-Jateng dengan 1.757 kasus,” kata Abdul Wachid menjelaskan.
Dengan begitu jika dihitung dalam empat hari terakhir ada lonjakan hampir 700 kasus positif baru di Jepara. Sedangkan angka kematian karena Covid-19 di daerah itu rata-rata per hari lebih dari 15 orang.
Bahkan pernah dalam sehari ada 24 warga Jepara yang meninggal dunia karena Covid-19.
Abdul Wachid berharap, keterlibatan aktif BNPB termasuk juga jajaran Pemprov Jateng, Kodam IV/Diponegoro maupun Polda Jateng dalam penanganan kasus Covid-19 di Jepara juga signifikan untuk menekan penyebaran dan kasus positif.
Alasan lain menghadirkan BNPB turun di Jepara mengacu penanganan di Kudus bagus yang angka bisa ditekan saat lembaga kebencanaan nasional itu turun tangan. “Kebijakan di Kudus seharusnya bisa diberlakukan di Jepara agar tak bisa kewalahan,” katanya.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Jepara, Muh Ali mengatakan sudah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya mengintruksikan perusahaan besar khususnya di kawasan Jepara bagian selatan memperkuat prokes dan menerapkan tes antigen mandiri untuk pekerjanya.
“Selain itu, perusahaan juga diwajibkan mengisolasi pekerjanya yang positif Covid-19,” kata Muh Ali.
Ia juga minta rumah sakit pemerintah menyediakan minimal 50 persen kapasitas tempat tidur khusus pasien Covid-19. termasuk SDM juga terus ditambah dengan cara merekrut tenaga kesehatan khusus menangani pasien Covid-19.
“Kebutuhan kita sekitar 70 hingga 80 petugas kesehatan. Saat ini ada 32 orang, sisanya kami rekrut secepatnya. Kita mengapresiasi jika ada banyak pihak yang ikut membantu penanganan Covid-19 di Jepara,” katanya. (*).