Faktanya PLTU Jepara mencemari lingkungan warga sekitar. Laut udara dan lahan pertanian

Serat.id – Lembaga bantuan hukum Semarang pertanyakan pemberian penghargaan Proper emas untuk PLTU Jepara oleh Kementerian lingkungan hidup dan kehutananatau KLHK. Penghargaan itu keliru karena PLTU Jepara memiliki kinerja pengelolaan lingkungan hidup buruk, selain itu kehadirannya tak bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Faktanya operasi PLTU menyedot air sehingga ikan-ikan di pantai sekitar juga tersedot. Ikan yang tersedot makin banyak jika malam karena di PLTU banyak lampu, nah ikan-ikan itu ke arah cahaya,”kata pegiat LBH Semarang, Cornelius Gea, Rabu, 5 Desember 2022.
Pernyataan Corenlius itu mengacu pengakuan warga yang menemukan jumlah ikan ber-drum drum setiap hari tersedot pipa PLTU Jepara. Akibat nya ikan makin susah dicari, melaut bisa malah rugi karena pengeluaran melaut jauh lebih mahal dibanding ikan yang didapat.
“Ibu-Ibu Nelayan di Jepara menyebut kondisi ikan unah dimakan pipa PLTU,” kata Cornelius menambahkan.
Selain itu dampak polusi udara PLTU Jepara berupa debu pembakaran batu bara juga mengganggu warga sekitar. Cornelius menyebut pernah ada anak di sekitar lokasi meninggal akibat infeksi penafasan yang ditimbulkan debu PLTU.
Tak hanya itu, keberadaan PLTU Jepara juga menyebabkan petani yang mengilah lahan di dekat PLTU gagal panen. Hal itu akibat saat musim angin timur, debu dari PLTU Jepara banyak nempel di tanaman warga seperti cabai, terong, kacang tanah dan mentimun. “Akibatnya tanaman warga mati. Selain itu, PLTU juga merusak kesuburan tanah,” kata Cornelius menjelaskan.
Ia juga menyebut dampak PLTU Jepara sering menimbulkan kejadian hujan asam. Bahkan pernah sangat parah waktu ada kebocoran cerobong yang menimbulkan hujan asam membuat puluhan hektare tanaman petani mati.
Secara kimia, air hujan asam meningkatkan keasaman tanah dan air permukaan, bukan cuma berdampak pada tanaman dan tanah, tapi juga kepada laut dan bahaya juga buat manusia.
Selain igtu dampak pengangkutan batu bara juga mencemari pantai Sekembu. Bahkan Januari 2021 lalu ada kapal tongkang batu bara terdampar di pantai Sekembu Jepara yang menyisakan tumpahan batu dibiarkan aja hingga sekarang.
“Tak ada niatan PLTU Jepara berupaya untuk membersihkan. Pantai nya berubah, dari hamparan pasir jadi hamparan batu bara,” katanya.
LBH Semarang menyebut dalam waktu dekat ini ekspansi PLTU Jepara Tanjung Jati B unit 5 dan 6 akan operasi. Hal itu akan menambah derita warga. (*)