Relawan membekali ilmu bagi warga lanjut usia agar dapat memulai usaha yang mudah dan praktis sesuai dengan kategori usia mereka.

Serat.id – Yayasan amal Dompet Dhuafa telah menghadirkan Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia lanjut usia (Lansia). Langkah itu dilakukan agar dapat berdaya bersama masyarakat luas.
“Dompet Dhuafa Bersama DD Volunteer Dan Pesantren Lansia Raden Rahmat Hadirkan Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia, memberikan pelatihan pertanian hydroponic yang dilaksanakan di Kota Semarang,” kata Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, dalam pernyataan resmi yang diterima Serat.id, Rabu, 30 maret 2002.
Suherman mengatakan relawan membekali ilmu bagi warga lanjut usia agar dapat memulai usaha yang mudah dan praktis sesuai dengan kategori usia mereka. Salah satu pelatihan yang dilakukan pelatihan yang digelar di Kota Semarang Selasa 29 Maret 2022 kemarin.
Kegiatan itu dilakukan melibatkan Pesantren Lansia Raden Rahmat bertepatan menjelang ramadan tahun ini. Hal itu akan menjadi kunci dalam meningkatkan peran lansia untuk berkolaboraksi bersama menciptakan pemberdayaan melalui kerelawanan.
“Dompet Dhuafa mengajak para lansia untuk bergabung melalui wadah Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia,” kata Suherman menjelaskan
Sedangkan jaringan nasional volunteer Lansia Indonesia menggabungkan seluruh peggiat dengan tema lansia. Harapannya dalam satu jaringan bersama agar saling berbagai pengetahuan yang diwadahi dengan membuka kesempatan bagi para lansi menjadi relawan dan turut aktif dalam gerakan itu.
Menurut Suherman populasi Lansia di Indonesia sangat besar apalagi ditambah dengan pra-lansia yang angkanya hampir 50 persen populasi milenial. Namun isu lansia lebih sedikit daripada isu milenial.
“Isu lansia kita ekspansi gagasannya, tidak sekedar orang tuanya lemah tidak berdaya. Namun isu lansianya lebih bagaimana menciptakan kebahagiaan dan memberdayakan,” katanya.
Direktur Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat Ustadz Solikhin mengatakan sengaja kerjasama untuk pemberdayaan lansia. Meski tempat yang dia kelola bukan panti jompo bagi Lansia, namun dalam hal pengelolaan ada tiga tagline yang digelorakan, yakni olah rogo, olah roso dan olah jiwo
“Olah rogo bagaimana raga dijaga supaya tidak menurun tetap sehat, olah jiwo yakni dimasa tuanya mendapatkan ketenangan dengan mengajak lansia mendekatkan diri pada sang Pencipta,” kata Solikhin.
Sedangkan olah roso, artinya walaupun lansia kita menganut preventif produktif. Sehingga lansia tidak menjadi beban.
“Caranya dengan mengajari mereka lebih produktif seperti membuat jahe instan, gula jahe, dan krupuk. Kita namakan ini Tiga Ranah, sama dengan Pondok Pesantren lain tapi ini lansia,” kata Solikhin menjelaskan. (*)