Kamis, September 4, 2025
28.8 C
Semarang

Kualitas Udara 10 Daerah di Jateng Ini Terburuk, Ini Kata Pegiat Lingkungan

Seharusnya menjadi koreksi kebijakannya agar tak lagi mengedepankan investasi industri ekstraktif di kawasan setempat

pencemaran udara
Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id –  Sebanyak 10 daerah yang tersebar di enam Kota atau Kabupaten di Jawa Tengah menduduki sepuluh peringkat dengan kualitas terburuk di Indonesia. Data pemeriksa udara yang yang diakses iqair.com pukul 06.00 Selasa, 25 Mei 2021, menunjukkan Purwodadi menjadi daerah yang menduduki kualitas udara terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 154.

Disusul dengan daerah lainnya yang masing-masing miliki kualitas udara 152 antara lain  Kecamatan Colomadu (Karanganyar), Kecamatan Gatak (Sukoharjo), Kecamatan Grogol (Sukoharjo), Kecamatan Kartasura (Sukoharjo), Kecamatan Ngemplak (Boyolali), Surakarta. Kemudian tiga daerah lainnya miliki masing masing kualitas udara dengan skor 151 antara lain Kecamatan Baki (Sukoharjo), Kecamatan Ceper (Klaten), dan Kecamtan Cepu (Blora).

Baca juga : Polusi Udara Picu Penyakit Kanker

Koalisi Responsi Bank Indonesia Ajukan Pengaduan Pendana PLTU Batubara Baru

Indonesia Negara Paling Polutif se-Asia Tenggara

Air Visual merekomendasikan warga dari sepuluh daerah tersebut menghindari aktivitas di luar. Jika terpaksa untuk keluar rumah, maka disarankan untuk menggunakan masker yang dapat menyaring udara. Adapun untuk warga yang beraktivitas di dalam rumah untuk menutup jendela dengna tujuan menghindari udara luar  yang kotor dan menyalakan pemurni udara.

Serat.id, mencoba menggunakan aplikasi pendeteksi kualitas udara lainnya yakni Plume Air Report yang juga dapat diakses melalui laman air.plumelabs.com, dengan memasukkan waktu yang serupa. Sayangnya aplikasi ini dari 10 daerah tersebut  hanya empat daerah yang dapat diukur kualitas udaranya yakni Kecamatan Grogol (Sukoharjo) mencatat 124, Surakarta 121, Kecamatan Kartasura (Sukoharjo) 120 serta Purwodadi 78.

Direktur Eksekutif Walhi Jateng, Fahmi Bastian menyebut skor kualitas udara tersebut seharusnya dapat menjadi koreksi kebijakannya agar tak lagi mengedepankan investasi industri ekstraktif di kawasan setempat.

Menurut Fahmi, industri ekstraktif dapat berdampak pada berkurangnya dan bahkan menghilangnya lingkungan hijau di beberapa tempat. “Pemerintah juga harus melihat masyarakat membutuhkan lingkungan yang baik, udara yang baik dan air yang cukup,” ujar Fahmi.

Fahmi mendorong setiap Dinas Lingkungan Hidup kabupaten dan kota di Jateng memasang titik strategis pengukur kualitas udara yang dapat dipantau secara terbuka oleh masyarakat.  Pasalnya, tak banyak masyarakat yang mengetahui nilai kualitas udara yang ada di wilayahnya.

Sedangkan kehadiran UU Omnibus Law dinilai dapat memperburuk lingkungan hijau. Sebab, aturan tersebut tidak lagi terdapat kewajiban untuk mempertahankan minimal 30 persen kawasan hutan dan aturannya diserahkan ke Pemerintah Pusat. 

“Tapi memang kita akan mengkampanyekan adanya Ruang Terbuka Hijau karena ketidaannya itu menjadi faktor yang akan menyebabkan bencana lainnya seperti bencana hidrologi,” kata Fahmi menjelaskan.

Kepala Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (ICEL), Fajri Fadillah menyebut kualitas udara yang buruk disebabkan oleh emisi gas yang berasal dua pencemar udara, baik itu pencemar udara yang bergerak, kendaraan bermotor,  maupun pencemar udara yang tak bergerak seperti pembakaran sampah, pembangkit lsitrik.

“Selain itu kualitas udara buruk bisa juga disebabkan karena kondisi metereologis seperti arah angin dan ketinggian dataran,”kata Fajri.

Fajri mendorong setiap DLH di Kabupaten dan Kota yang kualitas udaranya buruk dapat memantau secara berkala dan mencari penyebabnya. “Dari situ bisa di cek kualitas udaranya, misalkan ada kegiatan (masyarakt) di jam segitu yang membuang emisi gas dari mana saja,”  ujar Fahmi. (*)

Hot this week

Rombongan Torang Manurung Represif Jurnalis di Pati, Begini Sikap AJI Semarang

Sejumlah jurnalis mendapat kekerasan saat hendak melakukan wawancara terhadap...

Polda Jateng Dinilai Melanggar HAM Atas Penangkapan Massa Aksi di Semarang

Tim Hukum SUARA AKSI yang beranggotakan 40 pengacara dari...

PBH IKA FH Unnes Akan Mencari Bukti Penyebab Kematian Iko Juliant Junior

Ketua Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni (PBH IKA)...

Anggotanya Terkena Doxing, AJI Semarang Siapkan Langkah Hukum

Salah satu anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Ahmad...

Topics

Rombongan Torang Manurung Represif Jurnalis di Pati, Begini Sikap AJI Semarang

Sejumlah jurnalis mendapat kekerasan saat hendak melakukan wawancara terhadap...

Polda Jateng Dinilai Melanggar HAM Atas Penangkapan Massa Aksi di Semarang

Tim Hukum SUARA AKSI yang beranggotakan 40 pengacara dari...

PBH IKA FH Unnes Akan Mencari Bukti Penyebab Kematian Iko Juliant Junior

Ketua Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni (PBH IKA)...

Anggotanya Terkena Doxing, AJI Semarang Siapkan Langkah Hukum

Salah satu anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Ahmad...

Polisi Kembali Tangkap Puluhan Demonstran di Semarang

Polisi kembali menangkap 50 orang massa aksi mendatangi Mapolda...

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img