
Klaster baru di industri itu terjadi setelah terjadi penularan di Pasar, Pernikahan, Balai Kota.
Serat. Id – Pemerintah Kota Semarang merahasiakan klaster baru penularan Covid-19 di lokasi industri yang menulri sejumlah warga setempat.  Klaster baru di industri itu terjadi setelah terjadi penularan di Pasar, Pernikahan, Balai Kota.
Kepala Dinas Kesahatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam enggan menjawab keberadaan klaster baru soal jumlah dan letak perusahaan tersebut. Namun, dia memberikan jawaban yang tidak memuaskan.
“14 hari mas, ” jawab Hakam melalui pesan singkat, Senin, 6 Juli 2020 siang tadi. Â
Baca juga : Puluhan ASN Kota Semarang terinfeksi Covid-19, Walikota : Pelayanan Jalan Terus
Puluhan ASN Kota Semarang terinfeksi Covid-19, Ini Kemungkinan Penularannya
Fenomena Manusia Karung di Tengah Wabah Covid-19 Kota Semarang
Jawaban Hakam tak sesuai pertanyaan yang disampaikan serat.id. Bahkan upaya menggali informasi sejumlah sumber di dinas kesehatan Kota Semarang, tak membuahkan hasil. “Alamatnya tidak bisa kami informasikan ya mas, ada pertanyaan lain,” tanya balik sumber di dinas tersebut.
Tidak transparansinya Pemkot Semarang terkait kluster positif Covid-19 menimbulkan tanda tanya, apalagi data terakhir ruangan isolasi Pemkot Semarang hanya cukup untuk 55 pasien.
Pegiat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Herdin Pardjoangan menuntut agar pemerintah transparansi dan terbuka soal letak dan jumlah warga positif Covid-19 kluster perusahaan.
“Kalau tidak transparan, dikhawatirkan penyebaran semakin luas. Pemkot Semarang harus transparan soal data kluster Covid-19,” ata Herdien.
Ia juga meminta agar pegawai yang diliburkan karena Covid-19 tetap digaji oleh perusahaan. Jika pegawai tidak digaji selama Covid-19, maka perusahaan tersebut melanggar peraturan. “Selama pegawai Covid-19, perusahaan harus tetap digaji,” kata Herdien menegaskan. (*)
Kontributor 2