Senin, September 1, 2025
28.2 C
Semarang

Bocah Kampung Ini Beli Kuota Internet dari Hasil Pengatur Lalu Lintas

Sejumlah sibuk mengatur lalu lintas jalan Muktiharjo Raya, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, yang terendam banjir pada Rabu, 11 November 2020 kemarin. Praditya Wibby/serat.id

Membantu pengguna jalan agar tidak terjebak lubang yang tertutup air rob akibat limpahan air laut yang meluap.

Serat.id – Rega Ahsan Putra, Ilham Abi Nugroho dan Arzan Maulana sibuk mengatur lalu lintas jalan Muktiharjo Raya, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, yang terendam banjir pada Rabu, 11 November 2020 kemarin.  Para bocah berusia belasan tahun yang masih sekolah dasar dan menengah pertama itu membantu pengguna jalan agar tidak terjebak lubang yang tertutup air rob akibat limpahan air laut yang meluap di kawasan tersebut.

“Sudah seminggu ini menjadi pengatur lalu lintas untuk membantu para pengguna jalan agar selamat,” Kata Rega, Rabu,  11 November 2020.

Baca juga : Ini Penyebab Rob di Sejumlah Kawasan, Khususnya Pantura

Toilet Adaptif Yang dirindukan Warga Kampung Langganan Rob

Ribuan Bangunan Terkena Dampak Pembangunan Banjir Kanal Timur

Rega mengaku membantu mengatur jalan setelah belajar daring, sekitar pukul 11.00 sampai 16.00 sore. Hal itu dilakukan selama banjir rob melanda kawasan jalan Muktiharjo Raya, tak jauh dari kampung ia tinggal.

Aktivitas para bocah yang tak sekolah tatap muka itu pun menghasilkan uang dari pemberian sukarela para pengguna lalu lintas yang merasa terbantu. Setidaknya mereka mampu mengumpulkan hingga Rp100 ribu per hari.

“Paling banyak Rp 200 ribu, itu pas lagi rame-ramenya,” kata Rega menambahkan.

Arzan Maulana teman Rega yang ikut membantu, mengatakan uang tersebut dibagi rata bertiga. Selain buat jajan  termasuk membeli paket data internet yang akan mereka gunakan belajar daring. “Lumayan seminggu ini bisa beli paket data tidak minta orangtua,” kata Arzan.

Mereka mengaku kegiatan mengatur lalu lintas sudah mendapatkan izin dari orang tua. Selain itu rob yang menimpa jalan nasional di kampungnya itu membahayakan pengguna jalan. Arzan yang masih kelas dua SMP itu mengaku sering mendapat cemooh dari pengguna jalan saat membantu mengatur lalu lintas.

“Ada yang menganggap mereka hanya menganggu arus lalu lintas,” katanya. Padahal niat para bocah itu mereka hanya menolong agar pengguna jalan tidak terjebak lubang jalan yang terendam air.  Arzan dan kawan-kawanya mengaku tak memaksa pengguna jalan agar yang memberikan uang ke mereka. (*)

Hot this week

Pers Mahasiswa Ditangkap Saat Meliput Aksi di Mapolda Jateng, LBH Semarang: Polisi Sewenang-wenang

Sebanyak 40 demonstran yang ditangkap polisi di Semarang saat...

Polisi Kembali Tangkap Puluhan Demonstran di Semarang

Polisi kembali menangkap 50 orang massa aksi mendatangi Mapolda...

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Topics

Polisi Kembali Tangkap Puluhan Demonstran di Semarang

Polisi kembali menangkap 50 orang massa aksi mendatangi Mapolda...

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img