Menginvenstarisir segala potensi untuk dikelola melalui bank data destina wisata, beragam produk kuliner khas, serta beragam pendukung yang mudah diakses publik.

Serat.id – Perhimpunan Hotel dan Restoran atau PHRI Kabupaten Tegal berencana memanfaatkan aplikasi daring sebagai terobosan menghadapi dunia usaha di tengah pandemi Covid-19. Aplikasi berbasis digital dan internet itu akan dikerjakan bersama Pemda setempat dalam bentuk data usaha wisata dan segala turunannya agar memudahkan publik menjangkau layanan.
“Salah satu ihtiyar kami menciptakan terobosan memanfaatkan tehknologi digital berbasis internet dan kerja sama dengan pengelola aplikasi tehknologi informasi,” kata Ketua PHRI Kabupaten Tegal, Elizabeth Dewi Ratih, dalam keterangan resmi yang diterim Serat.id, Kamis, 10 Juni 2021.
Menurut Elizabeth, PHRI ingin menginvenstarisir segala potensi untuk dikelola melalui bank data destina wisata, beragam produk kuliner khas, serta beragam pendukung yang mudah diakses publik.
“Ini sebagai langkah penting mempertahankan Kabupaten Tegal yang tetap “mbetahi lan ngangeni” sebagai takeline lokal yang begitu dikenang publik secara luas,” kata Elizabeth menambahkan.
Baca juga : Selama Maret 2021 Tak Satu Pun Wisatawan Asing Masuk Jateng
Puluhan Destinasi Wisata di Jateng Tutup pada Libur Akhir Tahun
Gubug Serut, Wisata Alam yang Lagi Hit di Semarang
PHRI Kabupaten Tegal siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan sektor usaha kecil menengah sebagai dukungan agar perputaran ekonomi daerah tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19.
Ia menyebut hal itu sebagai langkah penting perhimpunan para pengusaha hotel dan restoran di Kabupten Tegal yang selama ini turut merasakan dampak luar biasa pandemi Covid-19 sejak setahun belakangan ini.
“Sudah menjadi kewajiban kami bekerja sama dengan Pemda di sektor ekonomi pariwisata dan budaya serta kuliner,” kata Elizabeth menjelaskan.
Di luar itu, Elizabeth berharap kerja sama dan gotong royong PHRI bersama lintas sektor mampu melakukan penguatan kapasitas anggota yakni pelaku usaha hotel dan rumah makan termasuk di sektor makanan atau kuliner di tingkat mikro.
Juga sharing dan pelatihan dalam bentuk workshop, menghadirkan pakar dan ahli berpengalaman dalam bidang pemasaran dan kerja sama lintas sektoral termasuk media untuk menggali kreativitas anggota dan potensi saat pandemi saling tularkan ide dan terobosan.
Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Bidang Administrasi Pembangunan, Mohammad Sholeh mengakui pandemi Covid-19 berdampak penurunan okupansi hotel dan kunjungan wisatawan di daerahnya.
“Ini akibat pembatasan sosial menjadi pukulan hebat bagi pemilik hotel dan restoran,” kata Sholeh.
Sholeh mengingatkan kondisi itu jangan dijadikan perang tarif rendah sampai mengabaikan mutu layanan. Para pemilik hotel dan restoran justru harus didorong oleh PHRI untuk menyiapkan sertifikasi kebersihan (clean), kesehatan (health), keamanan (safety), dan kelestarian lingkungan (environment sustainability) atau CHSE sebagai bagian dari upaya menjaga kelangsungan usaha.
“Semua pelaku usaha di ekosistem pariwisata mau tidak mau harus mengikuti standar CHSE sebagai bagian dari kebijakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Sholeh.
Selain itu ia mengatakan agar peluang meningkatkan okupansi hotel saat pada wisatawan lokal yang tidak lintas provinsi. Segmen lokal ini, kata Sholeh, bisa menjadi pasar potensial. “Perlu ada terobosan dan tawaran promosi yang menarik namun wajar untuk menggaet minat konsumen lokal ini,” katanya. (*)