Jumat, Agustus 29, 2025
26.1 C
Semarang

Survei Ini Megungkap Pasien Covid-19 dan Keluarganya Terkena Stigma

Ilustrasi, pixabay.com

Stigmatisasi juga dialami oleh keluarga responden. Sebanyak 42 persen menjadi buah bibir atau digosipkan dan hampir sepertiga

Serat.id – Hasil survei Koalisi Warga Lapor Covid-19 bekerja sama dengan Kelompok Peminatan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengungkapkan sebagian besar penyintas Covid-19 beserta keluarganya mendapat stigma dari masyarakat.

“Mayoritas 55 persen responden itu mengalami pengalaman bahwa mereka menjadi buah bibir atau digosipkan,” ujar kolaborator Koalisi Warga Lapor Covid-19, Dicky Pelupessy, dalam diskusi daring yang digelar Koalisi Warga Lapor Covid-19 bertajuk “Pemaparan Hasil Survey Stigma Covid 19 dan Soft Launch Komunitas Penyintas Covid 19,” Kamis, 27 Agustus 2020.

Baca juga : Pasien Covid-19 di Jateng Terus Meningkat, Ini Imbauan Gubernur Ganjar

Anggota Dewan Jateng Meninggal Karena Covid-19. Gedung DPRD ditutup

Tangani Covid-19, Dalam Sepekan Empat Dokter di Semarang Raya Gugur

Menurut Dicky sebanyak 33 persen responden lain mengalami pengucilan oleh warga, sedangkan 25 persen responden mendapat julukan sebagai penyebar atau pembawa virus, serta 10 persen mengalami perundungan di media sosial.

“Stigmatisasi juga dialami oleh keluarga responden. Sebanyak 42 persen menjadi buah bibir atau digosipkan dan hampir sepertiga (27 persen) anggota keluarga mengalami situasi dijauhi atau dikucilkan,” ujar Dicky menambahkan.

Tak hanya itu, hasil survey yang ia lakukan juga menunjukkan sebanyak 15 persen keluarga responden pernah mendapat julukan penyebar atau pembawa virus. Sebanyak 7 persen di antaranya pernah mengalami penolakan untuk mendapatkan dan menggunakan layanan fasilitas umum. Dicky memaparkan sebanyak 56,4 persen responden berprofesi sebagai tenaga kesehatan (dokter, perawat,) sementara sisa responden sebanyak 32 persen bekerja pada sektor lain.

“Dalam survei ini juga ditemukan, sebagian besar yang paling mendapat stigma adalah perempuan. Penyebab perlakukan ini, sebanyak 43 persen responden merasa karena masyarakat kurang mendapat informasi atau mendapat informasi yang keliru. Sebagian lain 42 persen beranggapan karena masyarakat takut,” kata Dicky menjelaskan.

Stigma itu berdampak buruk terhadap penyintas Covid-19, hal itu dibuktikan sebanyak 51 persen responden merasa khawatir, sebagian lagi merasa sedih, takut, kecewa, hingga mati rasa.

Dicky berharap publik menghentikan stigma negatif bag pasien, sedangkan pemerintah dapat menjalankan komunikasi kepada publik yang berisi fakta, informasi akurat dan tidak membingungkan mengenai Covid-19 dan penularannya.

“Perlu mengoreksi dan meluruskan rumor, gosip, atau hoax terkait Covid-19 yang ada di masyarakat sesegera mungkin,” katanya. (*)

Hot this week

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Topics

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Robig Divonis 15 Tahun Penjara, LBH Semarang: Polri Harus Memecatnya

Suasana Sidang Robig Zainudin di Pengadilan Negeri Semarang, Jumat,...

Komunitas Sastra di Kendal Kembali Gelar KCA 2025

Beberapa komunitas sastra di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kembali...

Ini Desakan Koalisi Advokat Progresif Indonesia Terkait RUU KUHAP

Koalisi Advokat Progresif Indonesia (KAPI) menyoroti sejumlah pasal dalam...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img