Jumat, Agustus 29, 2025
26.7 C
Semarang

Reservoir Siranda dan Kisah Heroik Dr Kariadi

Keberadaan Reservoir Siranda masih melekat bagi sang pahlawan yang namanya diabadikan menjadi rumah sakit .

Semarang
Reservoir Siranda di jalan Diponegeoro Kota Semarang, Kontributor 2/serat.id

Serat.Id – Reservoir Siranda menjadi saksi bisu kepahlawanan dokter Kariadi yang tewas ditembak tentara Jepang. Namun, tak banyak orang tau soal sejarah salah satu situs penyuplai air itu. Justru lebih dikenal sebagai tempat yang menakutkan. Bahkan, beberapa orang menjadikan Reservoir Siranda sebagai tempat untuk mencari nomor judi togel.

“Biasanya ada driver Ojol yang mencari nomor judi togel di sini. Bahakan ada yang pakai dupa juga,” kata pemilik warung yang berada di dekat Reservoir Siranda, Suyati saat ditemui serat.id, Senin 16 November 2020 siang tadi.

Baca juga : Gunung Talang, Bekas Padepokan Silat Nasibmu Kini

Tugu Sidandang Monumen yang Terlupakan

Cerita Sejarah di Balik Kemeriahan Lawang Sewu

Reservoir Siranda merupakan situs bangunan sejarah simbol tekhnologi suplai air buatan Belanda kala menjajah Jawa. Keberadaan Reservoir Siranda masih melekat bagi sang pahlawan yang namanya diabadikan menjadi rumah sakit itu. Kala itu tewasnya sang dokter memicu pertempuran dahsyat mengusir Jepang yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Semarang. 

“Perang itu pecah pada 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945,” ujar pecinta sejarah Semarang, Jongkie Tio.

Menurut Jongkie, meletusnya perang lima hari di Kota Semarang 15 hingga 19 Oktober 1945 salah satu pemicunya diawali kabar Jepang ingin meracunkan air minum yang disuplai lewat Reservoir Siranda. Keberadaan Reservoir Siranda memang strategis karena sebagai penyuplai kebutuhan air warga kota.

Kabar itu terdengar oleh para pemuda Semarang yang sedang menggelar rapat di rumah Sakit Purusara, sekarang RSUP Dr Kariadi. “Saat itu Kepala Laboratorium Rumah Sakit Purusara adalah Dr Kariadi. Akhirnya Dr Kariadi juga yang berangkat untuk memastikan Reservoir Siranda benar diracun atau tidak,” kata Jongkie menjelaskan.

Namun dalam perjalanannya, Dr Kariadi tertembak oleh tentara Jepang yang telah berjaga di kawasan jalan Pandanaran. Cerita lain menyebut, sang pahlawan tewas setelah ditangkap Jepang di kawasan Reservoir Siranda.

Tewasnya Kariadi memicu kemarahan pemuda Semarang. Hingga akhirnya pertempuran dahsyat terjadi selama lima hari berturut-turut di sejumlah tempat tak terhindarkan.

“Beberapa kali pemuda Semarang dipukul mundur, namun akhirnya perang dimenangkan oleh pemuda Semarang,” katanya.

Peristiwa paling terkenal tersebut kini terus diperingati oleh masyarakat Semarang. Setiap tanggal 14 Oktober peringatan Pertempuran Lima Hari selalu digelar dengan drama teatrikal untuk mengenang gugurnya Dr. Kariadi serta perjuangan pemuda kala itu. (*)

Hot this week

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Topics

Jurnalis MNC Terluka Usai Meliput Aksi di Grobogan, AJI Semarang: Polda Jateng Harus Usut Tuntas Kasus Ini

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang mengecam keras aksi pembacokan...

Robig Penembak Mati Gamma Resmi Dipecat

Illustrasi sidang Robig Zainudin di Mapolda Jawa Tengah pada...

Lima Mahasiswa Aksi Hari Buruh Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Semarang

Kelima mahasiswa saat sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan...

Puluhan Warga Pati Terluka, Sebagian Terkena Selongsong Peluru

Massa aksi saat melakukan protes kenaikan PBB sebesar 250...

Saparan di Kopeng, Tradisi Ucap Syukur Kepada Alam

Festival Budaya Kulon Kayon di dusun Sleker, Desa Kopeng,...

Robig Divonis 15 Tahun Penjara, LBH Semarang: Polri Harus Memecatnya

Suasana Sidang Robig Zainudin di Pengadilan Negeri Semarang, Jumat,...

Komunitas Sastra di Kendal Kembali Gelar KCA 2025

Beberapa komunitas sastra di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah kembali...

Ini Desakan Koalisi Advokat Progresif Indonesia Terkait RUU KUHAP

Koalisi Advokat Progresif Indonesia (KAPI) menyoroti sejumlah pasal dalam...
spot_img

Related Articles

Popular Categories

spot_imgspot_img