Beranda Kilas Ini Alasan Pemprov Jateng Imbau Petani Gunakan Pupuk Organik

Ini Alasan Pemprov Jateng Imbau Petani Gunakan Pupuk Organik

0

Sudah melakukan beberapa upaya agar para petani menggunakan pupuk organik. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pembuatan pupuk berbasis bahan alam itu

Pupuk
Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id – Petani di Jawa Tengah didorong menggunakan pupuk organik sebagai antisipasi keterbatasan pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat. Selain itu, penggunaan pupuk organik menjadi salah satu langkah pemakaian tanah yang berkelanjutan.

“Kemarin saya dengar langsung dari Pak Mentan Yasin Limpo saat penghargaan Bidang Pertanian 2021. Beliau mengatakan bahwa produksi pupuk masih belum bisa mencukupi, baru sekitar 50 persen. Maka itu, mari kita gunakan pupuk organik,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Selasa 14 September 2021.

Menurut Yasin, pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan beberapa upaya agar para petani menggunakan pupuk organik. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pembuatan pupuk berbasis bahan alam itu.

Meski Yasin memaklumi petani tidak bisa langsung beralih ke pupuk organik. Hal itu menjadi alasan dia tetap meminta agar pembagian pupuk bersubsidi dari pemerintah dapat dilakukan secara merata.

“Nanti pelan-pelan, sembari program kita dorong terus agar petani mulai memproduksi pupuk organik dan menggunakannya,” kata Yasin menjelaskan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Tri Susilarjo mengatakan terus mendorong petani melakukan perbaikan struktur dan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik.

“Sehingga ketergantungan pupuk anorganik dapat dikurangi. Pupuk anorganik menyebabkan kondisi tanah kurus dan tidak subur,” kata Tri.

Ia mengatakan bagi petani yang ingin belajar memproduksi pupuk organik dapat meminta kepada Distanbun agar diajari cara memproduksi pupuk organik hingga sesuai dengan standar-standar yang ditentukan.

“Pelatihannya gratis. Hasilnya nanti kita ujikan sesuai standar yang berlaku, salah satunya Standar Nasional Indonesia (SNI). Kalau akan dipakai atau diperjualbelikan secara internal untuk satu desa misalnya sudah percaya diri karena masuk SNI,” kata Tri menjelaskan.

Menurut dia, pertanian yang betul-betul organik di Jawa Tengah hingga saat ini jumlahnya masih relatif sedikit. Namun untuk jenis pertanian lainnya seperti pertanian sehat, pertanian bebas pestisida, jumlahnya sudah relatif banyak. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here