Beranda Kilas Terdampak Pandemi, Nilai Ekspor Furniture Jepara Triwulan I 2021 Anjlok

Terdampak Pandemi, Nilai Ekspor Furniture Jepara Triwulan I 2021 Anjlok

0

Tak hanya nilai ekspor saja yang anjlok, jumlah negara tujuan dan eksportir juga mengalami penurunan.

[Ilustrasi] Nilai ekspor turun. (serat.id)
[Ilustrasi] Nilai ekspor turun. (serat.id)

Serat.id– Nilai ekspor furniture asal Kabupaten Jepara, Jateng anjlok pada triwulan I 2021. Hal itu terjadi seiring pandemi Covid-19 yang dampaknya juga dirasakan berbagai negara tujuan ekspor produk berbahan dasar kayu asal Kota Ukir. 

Berdasar data Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara, nilai ekspor furniture pada triwulan I tahun ini tercatat sebesar USD 41.097.618,20. Padahal saat triwulan I tahun 2020, nilai ekspor furniture mampu membukukan angka USD 50.939.849,81. Selain itu volume ekspor juga turut anjlok. Triwulan I tahun lalu, volume ekspor mencapai 12.972.929,10 kilogram. Namun triwulan I tahun ini hanya 9.899.365,63 kilogram. 

Tak hanya nilai ekspor saja yang anjlok, jumlah negara tujuan dan eksportir juga mengalami penurunan. Saat triwulan I tahun lalu, tercatat ada 74 negara tujuan dengan 564 eksportir. Namun triwulan I tahun ini, hanya 57 negara tujuan dengan 236 eksportir.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara, Iskandar Zulkarnain mengatakan penurunan nilai ekspor triwulan ini merupakan imbas dari Covid-19. Secara lebih spesifik, ia menyebut hal itu terjadi tingginya biaya kontainer dan kapal pengangkut produk yang akan diekspor. 

Kondisi itu sebenarnya sudah terjadi sejak akhir 2020 dan masih berlangsung hingga kini. Permasalahan itu juga tak hanya dialami Indonesia saja namun juga negara lainnya.

“Jika dibandingkan tahun lalu, triwulan I ekspor furniture Jepara mengalami penurunan -19,32 %,” kata Iskandar Zulkarnain, Jumat (9/7/2021).

Covid-19 sudah masuk ke Indonesia sejak Maret 2020. Pandemi itu mempengaruhi nilai ekspor furniture Jepara. Sepanjang 2020, nilai ekspor furniture Jepara tercatat sebesar USD 177,03 juta. Jumlah ini turun dibandingkan dengan nilai ekspor furniture tahun 2019 yang tercatat sebesar USD 186,85 juta.

Meskipun dari sisi volume barang yang diekspor selama 2020 justru lebih tinggi karena mencapai 53,64 juta kilogram. Sedang tahun 2019 volume ekspornya hanya 52,37 juta kilogram. Untuk negara yang menjadi tujuan ekspor pada tahun 2020 juga berkurang karena hanya 92 negara. Sedang tahun 2019 mencapai 112 negara.

Apakah turunnya nilai ekspor furniture triwulan I akan terus berlanjut hingga akhir 2021, Iskandar belum bisa memperkirakan. Sebab hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seiring kondisi pandemi Covid-19 di berbagai negara tujuan ekspor.

“Yang pasti kita sudah komunikasikan persoalan ini dengan Pemprov Jateng. Dan juga diteruskan ke pemerintah pusat. Memang persoalan ini urusannya bisnis to bisnis, apakah negara bisa ikut mencarikan solusi saya juga tidak tahu,” paparnya.

Salah seorang pengusaha furniture di Jepara, A Noor Isdiyanto mengatakan sebenarnya pesanan dari buyer sejumlah  negara di Eropa malah melonjak seiring pandemi Covid-19. Semisal dari Jerman ia memperoleh pesanan 15 kontainer. Padahal sebelum pandemi hanya 5 kontainer. Begitu juga pesanan dari Spanyol yang selama ini rutin menerima produk buatannya.

Hanya saja, karena tingginya biaya kontainer dan kapal, maka pihak importir menangguhkan pesanan itu. Maklum saja, biaya kontainer yang semula USD 2.500 – USD 3.000 kini melonjak hingga USD 8.000 – USD 10.000 per kontainer.

“Akhirnya mereka menangguhkan karena biaya itu ditanggung importir. Terlebih jika importir itu pebisnis retail yang produknya nanti dijual lagi. Saya pesanan 15 kontainer, tapi baru satu kontainer yang berhasil ekspor. Selain biaya kontainer mahal juga langka. Kita terpaksa inden dulu beberapa bulan sebelumnya,” tandasnya. (Muhammad Olies)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here