Beranda Waspada Covid Vaksin Ini Dinilai Cocok Untuk Warga Pedalaman dan Disabilitas

Vaksin Ini Dinilai Cocok Untuk Warga Pedalaman dan Disabilitas

0

Khususnya di daerah yang warganya tinggal jauh dari kota seperti masyarakat adat, di mana akses angkutan kendaraan minim

Vaksin,
Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id – Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Rukka Sombolinggi, menyebut vaksin Janssen  ang diproduksi Johnson & Johnson lebih cocok digunakan di daerah yang warganya tinggal jauh dari kota seperti masyarakat adat, di mana akses angkutan kendaraan minim. Ia mencontohkan vaksin itu cocok di Meratus, Kalimantan Selatan, yang warganya harus berjalan kaki dua hari demi menempuh jarak ke tempat vaksin.  

“Jika mereka hanya perlu sekali vaksin, akan sangat membantu,” kata Rukka, Rabu 15 September 2021.

Contoh lain yang ia sebut  vaksin itu bisa digunakan bagi warga di Desa Lubuk Mandarsah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Warga daerah tersebut biasanya harus menempuh perjalanan 4 jam untuk ke pusat kota kecamatan. Belum lagi jika cuaca sedang turun hujan, maka jalanan berubah jadi lumpur yang susah dilewati.

“Di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, banyak warga yang sudah susah payah menuju lokasi vaksinasi, gagal divaksin karena mabuk akibat perjalanan jauh dengan mobil bak terbuka,” kata Rukka menambahkan.

Co-founder Organisasi Harapan Nusantara (OHANA), Buyung Ridwan Tanjung, menyebut vaksin vaksin Janssen cocok untuk kalangan disabilitas. Hal itu berdasar pengalaman vaksinasi bagi kalangan disabilitas di Bantul, Yogyakarta, pada Agustus lalu. Saat itu proses vaksinasi butuh persiapan ekstra panjang, tempat khusus, juru bahasa isyarat, dan tenaga pendamping tambahan.

“Butuh koordinasi banyak pihak untuk menggelar vaksinasi kalangan disabilitas,” kata Buyung.

Penyelenggara vaksinasi harus melakukan edukasi agar penyandang disabilitas mau divaksin. Lokasi vaksinasi juga tak bisa asal pilih, harus ramah bagi pengguna kursi roda, kruk, atau alat bantu lainnya.

“Belum lagi, tak semua penyandang disabilitas memiliki kendaraan yang bisa digunakan untuk menuju lokasi vaksinasi. Maka, penyelenggara harus menyediakan kendaraan khusus untuk antar jemput penerima vaksin,” ata Buyung menjelaskan.

Menurut Buyung, jika pemerintah mengalokasikan vaksin dari Johnson & Johnson untuk  kalangan disabilitas atau kelompok rentan, maka beban kerja vaksinasi akan lebih ringan.

Dengan penggunaan vaksin sekali suntik, maka penerima vaksin juga hanya sekali menanggung efek vaksin atau biasa disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Sedangkan penelitian BPOM, vaksin dari Johnson & Johnson ini memiliki efek dalam skala ringan hingga sedang.

Efek yang biasa terjadi antara lain nyeri, kemerahan, hingga pembengkakan. Sedangkan KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, merasa lelah, demam, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, hingga diare.

Jika mereka hanya sekali menanggung KIPI, tentu akan meringankan. Mengingat masyarakat adat atau warga di pedalaman tinggal jauh dari layanan kesehatan. Kalangan disabilitas juga akan terbantu, sebab mereka tak bisa leluasa bolak-balik periksa kesehatan jika menanggung KIPI.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Akses Vaksinasi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan meminta pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan agar mengalokasikan vaksin Janssen  dari Johnson & Johnson bagi masyarakat adat dan kelompok rentan. Agar vaksinasi lebih efisien dan menguntungkan pemerintah serta penerima vaksin.

“Termasuk memberikan edukasi yang menyeluruh tentang Vaksin Janssen agar jika terjadi KIPI, tak berubah menjadi hoaks yang menjadi menakuti masyarakat,” tulis pernyataan bersma koalisi itu.

Koalisi menyarankan  perlu melibatkan tokoh adat, organisasi penyandang disabilitas dan organisasi masyarakat sipil, untuk mengedukasi terkait KIPI pada Vaksin Janssen. Mereka bisa memberi pendampingan lebih intens bagi masyarakat adat dan kelompok rentan agar jika terjadi KIPI bisa segera menindaklanjuti dan tidak berkembang menjadi hoaks.  (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here