Beranda Kilas Alkhamdulillah, Akhirnya Kelompok Marjinal Yogyakarta Bakal Menerima Vaksin

Alkhamdulillah, Akhirnya Kelompok Marjinal Yogyakarta Bakal Menerima Vaksin

0

Mereka penyandang difabel, tunawisma, transpuan, waria, pekerja seks, dan penduduk miskin di bantaran Kali Code

Vaksin,
Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id – Sentra Vaksinasi untuk Warga terdiri koalisi masyrakat sipil Yogayakarta segera menggelar vaksinasi untuk 1000 penduduk yan selama ini dimarjinalkan dan tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk. Vaksinasi digelar di Gedung Serbaguna Puri Dwipari di Jalan Taman Siswa, Kota Yogyakarta pada 9 dan 10 September 2021  itu menyasar penyandang difabel, tunawisma, transpuan, waria, pekerja seks, dan penduduk miskin di bantaran Kali Code.

“Selain itu, vaksin CoronaVac produksi Sinovac itu akan disuntikkan  kepada pekerja sosial organisasi non-pemerintah, jurnalis, dan keluarga jurnalis yang rentan terpapar virus Corona,” kata salah satu inisiator Sentra Vaksinasi untuk Warga, Budhi Hermanto, dalam pernyataan resmi, Rabu, 8 September 2021 siang tadi.

Vaksinasi itu digelar oleh Perkumpulan dan organisasi Sentra Vaksinasi untuk Warga itu beranggotakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Association of Resiliency Movement, Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta,  Alterasi, Masyarakat Peduli Media, dan Sambatan Jogja.

“Inisiatif membantu kelompok terpinggirkan mendapatkan akses vaksin muncul sejak sebulan lalu dari komunikasi yang intens setiap ketua perkumpulan dan organisasi,” kata Budhi menambahkan.

Menurut dia, koalisi sebelumnya aktif menggelar rapat-rapat secara daring, mengajukan kuota vaksin untuk kelompok marjinal yang belum tersentuh pemerintah. Gerakan itu mengandalkan swadaya atau iuran setiap organisasi secara sukarela untuk membiayai teknis penyelenggaraan vaksinasi.

Selain itu, sejumlah kalangan ikut berdonasi. Dana hasil patungan dan donasi digunakan untuk membiayai sewa gedung, tenda, sarung tangan medis, alat pelindung diri, konsumsi, dan vaksinator.

Di Kantor PKBI DI Yogyakarta sepekan lalu, anggota koalisi rapat membahas persiapan teknis vaksinasi, misalnya menghitung kebutuhan vaksinator dan relawan, mengatur jadwal calon penerima vaksin untuk mencegah kerumunan, menyiapkan ruangan bila ada kondisi darurat, ambulans, dan jalur evakuasi. Koalisi menekankan gerakan ini sebagai gerakan kemanusiaan.

“Kami tak berafiliasi dengan partai politik apapun. Vaksinasi bukan untuk politisasi,” kata Budhi, menjelaskan.

Jalan berliku mencari dukungan vaksinasi untuk rakyat marginal di Yogyakarta

Budhi menyebut, koalisi yang mereka jalin pontang panting mengajukan vaksin untuk kelompok rentan. Anggota koalisi menemui Wakil Wali Kota Yogyakarta yang juga Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di ruangannya pada 9 Agustus lalu.

Termasuk sepekan kemudian, koalisi mengirim surat kepada Dinkes untuk mendapatkan kepastian tentang kuota vaksin.Tapi, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogya, Lana Unwanah melalui pesan WhatsApp mengirim pesan bahwa stok vaksin habis dan dinkes hanya mengutamakan calon penerima ber-KTP Kota Yogyakarta.

Setelah mendapat jawaban dari Dinkes Kota Yogya, koalisi berjibaku mencari vaksin. Anggota koalisi kemudian menghubungi Muhammadiyah Covid-19 Command Center, Ikatan Dokter Indonesia, dan Komando Resor Militer 072 Pamungkas Yogyakarta.

“Seribu vaksin kemudian diperoleh setelah anggota koalisi datang ke markas Komando Resor Militer 072 Pamungkas Yogyakarta,” kata Budhi mengisahkan.

Koalisi juga bertemu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta untuk membantu transpuan tidak ber-KTP agar bisa mengakses vaksin. Ketua Sentra Vaksinasi untuk Warga, Andy Reza mengatakan sebagian  penerima vaksin tak bisa divaksin karena tak memiliki  KTP. “Mereka yang termarjinalisasi secara sosial,” katanya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here