Beranda Kilas Limbah Pabrik Batik di Pekalongan Cemari Sumur Warga

Limbah Pabrik Batik di Pekalongan Cemari Sumur Warga

0

Air limbah dari saluran yang lama jadi terhambat akibatnya saat banjir air masuk ke rumah dan meresap sumur

Ilustrasi, pixabay.com

Serat.id – Limbah sisa produksi batik di Kelurahan Simbang Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan telah mencemari sumur warga setempat. Pencemaran itu menimbulkan air sumur tak dapat dikonsumsi karena warnanya hitam kemerah-merahan.

“Sebelumnya tidak ada masalah, namun setelah ada proyek pembangunan saluran limbah yang baru, air limbah dari saluran yang lama jadi terhambat akibatnya saat banjir air masuk ke rumah dan meresap sumur,” kata warga Simbang, Misbahudin kepada Serat.id awal pekan lalu.

Pencemaran itu menimbulkan perubahan warna air sumur menjadi kemerah-merahan. “Kalau buat mandi itu efeknya badan jadi gatal-gatal,” kata Misbahudin, menambahkan.

Dengan kodnisi itu ia dan puluhan warga lainnya setiap hari membeli air bersih berupa galon isi ulang, untuk dikonsumsi antara tiga kemasan galon dengan biaya Rp20 ribu untuk masak dan minum. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci, warga mengendapkan air sumur menggunakan tawas.

Sebelumnya Misbahudin bersama warga melaporkan pencemaran tersebut kepada ketua Rukun  Tetangga atau RT dan Kepala Desa, namun belum ada tindakan. “Dulu itu udah lapor di Kelurahan dan RT namun tidak ditanggapi, akhirnya saya bagikan ke Facebook, baru ada respon,” katanya.

Ia berharap, agar pemerintah mampu menangani krisis air bersih yang terjadi di kampungnya, dan dapat memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Sekertaris Daerah Kabupaten Pekalongan, Yulian Akbar mengaku telah membantu suplai air bersih kepada puluhan warga yang air sumurnya tercemar. “Kita sudah cek ke lapangan ada tiga hingga empat rumah yang air sumurnya tercemar, ini secara teknis sudah dipetakan terkait penanganannya,” kata Yulian.

Yulian mengakui air sumur warga yang tercemar limbah pabrik batik akibat belum terhubungnya saluran limbah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL, sehingga meresap ke sumur milik warga sekitar.

“Hingga saat ini saluran limbah milik pabrik batik masih dalam proses pembangunan,” kata Yulian menjelaskan.

Ia minta pabrik segera menyelesaikan pembangunan saluran limbah agar tak kembali mencemari sumur warga. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here