Beranda Indepth Sedikit Goncang Ketika Sang Primadona Mundur

Sedikit Goncang Ketika Sang Primadona Mundur

0
Ilustrasi, Abdul Arif/ Serat.id


Absennya sang primadona menjadikan isu tersendiri bagi Nasida Ria

Serat.id – Nunung Muchayatun tak kuasa menolak mandat seorang lelaki pengusaha yang mampu menaklukkan hatinya saat ia tenar di dunia hiburan bersama Nasida Ria. Ia memutuskan mundur dari grup musik kasidah kebanggaannya tahun 1983, ketika Nasida Ria mendapatan hati di publik seni musik  seantero Indonesia.

Pendendang lagu “jangan sombong” “gadis kerudung” “syukur” “masya Allah, “hati rindu” dan “oh Indonesia”  itu menikah diam-diam dengan Abdul Wahid seorang sarjana perkebunan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

“Di tengah mundurnya Mba Nunung karena nikah sempat sedikit terganggu, tapi cepat ada pengganti,” ujar Rien Jamain, salah satu personil Nasida Ria.

Baca juga : Dari Nostalgia Lahirlah New NR

Penampilan Yang Istiqomah

Dari Rebana ke Musik Modern

Menurut Rien, menjaga Nasida Ria sangat berat, selain personilnya para perempuan yang punya suami, juga harus mengimbangi disiplin yang diterapkan manajemen.

Bagi Nunung sendiri lebih memilih berkiprah di keluarga, ia mundur dengan alasan lebih mengutamakan keluarga.

Mundurnya Nunung justru banyak tuntutan pengemar yang mempertanyakan absennya sang primadona. Maklum Nunung bisa dikatakan sebagai salah satu bintang panggung saat awal-awal Nasida Ria go publik.

Kondisi itu menjadi goncangan kecil bagi grup musik yang kadung mendapat tempat di hati masyarakat. Sejumlah lagu yang kala itu banyak disiarkan di radio dan toa di kampung –kampung saat masyarakat menggelar hajat harus dituntut konsisten menjaga branding.

Uniknya, absennya sang primadona menjadikan isu tersendiri bagi Nasida Ria. Publik sempat geger muncul isu Nunung telah tiada dalam insiden kecelakaan. Konon untuk menentramkan rindu penggemar, manajemen Nasida Ria sengaja mengklaim salah seorang personil baru sebagai adik Nunung. “Tapi itu konon, saya sendiri tak tahu. Yang lucu penggemar di Kalimantan  sempat menangis saat mendengar informasi itu,” kata Nunung. (*)

Edisi khusus legenda Nasida Ria, tim liputan : Peramu data Ulil Albab Alsidiqi, Penulis Edi Faisol, Ilustrasi Abdul Arif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here